Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label My Poem

Sajak Kursi

 Sajak Kursi Kursi ini mengingatkanku padamu Kaki kursi yang panjang Seolah ada kaki jenjangmu disana Harsa kudekap dia erat Kursi kau relikui bagiku Kursi ini memeluk hirauku anindita Sandarannya begitu bernas Seakan ada tubuh padatmu disana Bersandar sempurna Kursi kau relikui bagiku Bantalannya merangkai renjana Abhati pesonamu menghimpit seluruh raga sukma Menggulung daksa dewana padamu Satu padu dalam diam Kursi kau relikui bagiku Kursi ini mengingatkanku padamu Kaki Jenjangmu disana Tubuh padatmu disana Akara dirimu tertanam sempurna Kursi kau relikui bagiku Sukabumi, 29 Juni 2022  

Kepak sayap sang bidadari

Senyummu merekah Melukis cinta di langit jingga Sambut pagi yang cerah Langkahmu sigap Diantara semangat yang membara Elok paras yang indah Di wajah yang memancarkan sejuta hangat Tatap mata yang tajam Kiprahmu bak bintang kejora Bersinar berkilau dalam setiap jejak langkah Engkau lembut namun engkau kuat Engkau kadang rapuh namun engkau berdaya Berkiprah dalam sejuta peran Wanita seribu bayangan Jadi apapun engkau bisa Sukabumi, 18 Maret 2022

Memaksa Tuhan

Ikhlas adalah kata yang paling sulit untuk bisa kuterjemahkan dalam perbuatan. Beribu kali aku berkata dalam diri...aku mau ikut katamu Tuhan...aku mau ikut maumu Tuhan.  Namun.....tetap saja aku keukeuh....aku tidak ingin jika keinginanku yang satu itu tidak terkabulkan. Aku ingin yang itu Tuhan...Kenapa takdir yang lain yang datang padaku Tuhan. Atau mungkin, engkau sedang mengujiku. Ingin memastikan sepasrah apa aku padaMU. Seyakin apa aku padaMU. Sekuat apa doaku padaMU. Tuhan...jika memang itu adalah yang terbaik untukku. Aku terima dengan lapang dada. Walau jauh di lubuk hati yang terdalam aku tetap ingin hal itu terjadi. Aku memaksa Tuhan. Ampuni diriku.....

Senja Kala Duka

 Aku buka buku bersampul biru, kertas putih bergaris, bertabur hiasan bunga mawar yang berwarna pink lembut. Walau hanya seulas namun meneduhkan mata kala melihatnya. Aroma wangi mawar yang menyeruak dari lembaran halaman yang kubuka semakin menambah betah aku membukanya. Buku ini sarat dengan kenangan. Kenangan manis antara aku dan kamu. Lima belas tahun bersama dalam sebuah pernikahan bukanlah waktu sebentar. Buku ini menjadi saksi perjalanan kisah awal pernikahan aku dan kamu. Kutengok di ujung meja sebelah kanan, tersimpan rapi sebuah balpoint dalam gelas putih yang sengaja aku alih fungsi sebagai tempat pensil dan pulpen. Balpoint itu berwarna abu abu, dengan bahan stainless bergaris ada namamu disana dengan huruf berwarna emas lengkap dengan gelar dan nama perusahaan tempatmu bekerja. Di ujung Balpoint itu ada sebuah tali kecil berwarna hitam tergantung pendek. Di ujung tali itu ada bandul kecil dan disana ada sebuah frame kecil di dalamnya ada fotoku. Kamu selalu bilang jika sed

Rindu

 

Cinta

  Cinta Cinta itu manis Selaksa madu terecap Memberi sensasi indah Meresap ke dalam relung hati Cinta itu bisa juga pahit Selaksa candu terecap Memberi tamparan pilu Meresap ke dalam relung hati Apa makna cinta ? Siapa mencinta ? Bagaimana cinta ? Sejatinya kita yang memaknai arti cinta Hadir dari hati yang bening maka bahagialah ia Hadir dari pikiran yang kotor maka sengsaralah ia. Heni Hikmayani Fauzia

Tentangmu Wahai Waktu

  Tentangmu Wahai Waktu Hari ini aku belajar dari kehidupan Hari ini aku belajar dari putaran waktu Hari ini aku belajar dari detik yang merambat Waktu betapa berharganya dirimu Waktu betapa mahalnya dirimu Waktu betapa cepatnya berlalu Memaknai jejak yang kau tinggalkan Memaknai kenangan yang kau tinggalkan Memaknai arti hidup yang kau ajarkan Hari ini aku belajar dari awan yang berarak Hari ini aku belajar dari hujan yang turun ke bumi Hari ini aku belajar dari menit yang meniti jalannya Ternyata hidup itu singkat Terlalu sayang untuk jadi tak berarti Terlalu sayang untuk jadi tak bermakna Heni Hikmayani Fauzia

Tersipu

      TERSIPU   Pagi itu di depan teras yang asri Daun bergoyang menari genit Murai bernyanyi riang suaranya merdu sekali Secangkir kopi dan seulas senyummu membuatku tersipu Menemaniku selalu setiap pagi Menghadirkan rasa rindu saat kau tak ada disini   Siang itu di balkon rumah yang menghadirkan gulana Kutatap langit terserak awan bergerombol Menyebar di seluruh penjuru cakrawala Membuat matahari hanya bisa tersipu Menatap manis tak garang seperti biasanya   Sore temaram kala senja menyapa Lembayung menatap ke arahku Melambaikan warna-warni yang indah Aku tersipu,   kulihat wajahmu disana Kamu yang selalu menemani jadwal ngopiku di pagi hari Hari ini kau masih dimana sayang ? Segeralah pulang Agar ada yang membuatku tersipu di esok pagi   Sukabumi, November 2021

SAJAK DUKA

 

Filantropi Diri

  Menapaki hari demi hari Meniti waktu yang panjang Melalui jalan garis takdir kehidupan Aku dengan hidupku Berjalanlah bertumbuhlah   Melewati episode demi episode kehidupan Adakah menyisihkan sekeping cinta Untuk sebongkah hati dan diri yang sedang berjuang Aku dengan ceritaku Berjalanlah bertumbuhlah   Ku dampingi engkau dengan sepenuh harap Kutemani engkau dengan segenggam asa Kuiringi engkau dengan renjana di hati Wahai diri segenap cinta untukmu   Bertumbuhlah dengan sejuta tekad Bergeraklah dengan penuh semangat Berproses menuju kebaikan demi kebaikan Wahai diri segenap cinta untukmu   Engkau bagai bunga di taman surga Menyebarkan wangi ke seluruh penjuru bumi Memberi sejuta kebaikan kepada sesama Wahai diri segenap cinta untukmu Sukabumi, 22 Juni 2021 @Hfauzia2020

ELEGI PAGI

  Bulan juni akan pergi.   Secepat kilat hari demi hari bergulir. Menapak jejak di setiap perjalanan. Mengambil waktu dari detik yang tersaji. Aku masih disini Menempuh perjalanan Membawa sekeping rindu Untuk bisa berjumpa denganmu Walau sudah berbeda dimensi Namun bayangmu selalu ada Mengisi hari hariku Entah kapan saya bisa berjumpa denganmu Entah besok..lusa..atau saat nanti Menopang harap yang semakin berat Namun harapan itu semakin pudar Tapi aku tetap berharap bisa berjumpa denganmu Walau hanya dalam mimpi Miii….. Aku Rindu…   Sukabumi, 22 Juni 2021 @Hfauzia2020