Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Fiksi

Menata Hati

  Zzzz…Zzzz…Zzzz….layar gawai bergetar dan bersinar memancarkan sinar cahaya benderang saat gelap gulita seperti malam ini. Kamu yang sedang bersiap tidur lebih cepat karena aliran listrik yang mati ke rumahmu sontak melihat ke arah gawai. Kamu memeriksanya dan kau dapati sebait pesan masuk. “Hai..besok bisa bertemukah? Aku sedang di kotamu saat ini, kutunggu di cafe Atas Bukit tempat favoritmu” begitu pesannya. Kamu terhenyak, dia yang sudah bertahun tahun tak pernah hadir dalam hidupmu seketika memberi kabar yang sanggup membuat jantungmu berdegup kencang. “Mengapa kamu menghubungiku lagi, kamu kemana saat aku merasa kehilanganmu dengan amat sangat ? Kamu dimana saat aku harus menanggung pedihnya sebuah rasa kehilangan?” , kamu menuliskan pesan balasan padanya. Dia berdiri di ujung cafe Atas Bukit jam 16.00 sore, tepat di hadapan sebuah bukit landai yang indah sekali pemandangannya. Kamu berdiri terpaku, menatap punggungnya yang masih tetap terlihat gagah seperti saat dulu masih

Kaca Yang Retak : Sebuah cerbung

Episode 5 Di sebuah ruangan kerja yang artistik dan cukup besar duduk seorang laki-laki dengan perawakan tinggi besar dan berkulit putih memakai kacamata. Dia adalah Rey, duduk di hadapannya seorang laki-laki dengan hidung mancung dan kacamata bundarnya yang khas. Ya dia adalah Gagah suami Dona. “Gagah..saya butuh dana dalam jumlah besar. Kamu sedang butuh obat itu dalam jumlah banyak kan. Kami bisa beri rabat yang besar, kamu tidak akan rugi berbisnis dengan kami.” “Saya memang butuh obat itu tapi..ini obat terlarang yang tidak boleh diperjualbelikan secara bebas, jika terendus pihak kepolisian habislah kita. Kita harus bermain cantik.” Oh iya, anda benar-benar sedang butuh dana segar pa Rey?” ‘Iya…saya sedang butuh dana cash saya harap kamu bisa membantu.” “Oh itu masalah gampang, namun ada syaratnya. Saya mau membeli obat itu dan memberi anda dana yang besar jika anda ijinkan istri anda menjadi milik saya.” Rey terhenyak, tidak menyangka Gagah akan mengajukan permintaa

Kaca Yang retak : Sebuah Cerbung

Episode 4 Di sebuah kafe menjelang senja. Dona bertemu sahabatnya Mira. “Kamu yakin Don kalau suami kamu ada main sama wanita lain?” “Entahlah Mir…aku tidak tahu, tapi kenapa di gawai mas Gagah ada banyak foto mereka berdua.” “kamu gak cek ricek tanya langsung sama yang bersangkutan, hati-hati lho takutnya kamu sudah berprasangka, lebih baik kamu tanyakan dulu baik-baik sama suami kamu Don.” “Mir…aku harus bagaimana, aku bingung, aku hanya bisa cerita sama kamu. Kamu sahabatku dan kamu pintar melakukan investigasi. Boleh gak aku minta tolong sama kamu Mir?’ “mmmmhhhh….apa yang ingin kamu tahu Don?” “Aku ingin tahu sebenarnya siapa wanita itu dan apa hubungannya dengan mas Gagah.” “Don..kamu bisa akses maps suami kamu gak, email kalian saling terhubungkah di gawai masing-masing?” “Iya, sudah kuperiksa semuanya tapi tidak ada yang mencurigakan koq, kecuali foto-foto itu.” “mmmmhhhh…baik aku coba cari tentang wanita yang ada dalam gawai suamimu ya, kamu kan pinter gamb

Kaca Yang Retak : Sebuah cerbung

  Episode 3 Sekejap Dona terdiam, dia ingin menguasai diri agar tidak bertindak sesuatu di luar nalar. Setelah menarik nafas dalam, Dona mengeluarkan ponselnya dan menghubungi suaminya. “Assalamualaikum,” “Waalaikum salam, iya Dek, gimana kabarnya di rumah?” “Lagi ngapain Mas?” “Ini baru beres sesi pagi, lagi istirahat sebentar nanti lanjut lagi.” “Masih di Surabaya mas?” “oh iya masih, kamu kalau ada apa-apa mau ada yang dibeli pesen via online saja ya tidak usah keluar-keluar rumah.” “Iya mas, ini juga lagi di rumah koq.” “Hati-hati ya jaga diri baik-baik. love you…” Klik….terdengar nada suara telepon diputus dari sebrang sana. Dona tertegun, “Mengapa kamu berbohong mas. Mengapa kamu bilang sedang di Surabaya, padahal jelas jelas saya lihat kamu masuk ke dalam tempat itu. Siapa dia mas? Ada hubungan apa kamu dengan nya?” Beribu tanda tanya berkecamuk di dalam pikirannya. Nitnut…nitnut…nitnut,,,,gawai berbunyi. Astaghfirullah…ayah telepon. Dona sudah terlalu la

Kaca yang Retak : Sebuah Cerbung

  Episode 2 Langit berpijar terang di utara membawa kilatan cahaya bersama sebuah kisah yang akan mengalir sendu. Sebuah tenda sederhana namun dengan dekorasi yang elegan terpasang di depan rumah Bapak Irwansyah. Seorang tokoh masyarakat terpandang di wilayah tersebut. Esok, 12 Juli 2010 beliau menikahkan putri satu-satunya yang bernama Dona Arisandi dengan seorang pemuda   yang bernama Gagah Perkasa. Pa Irwansyah adalah seorang single parent . Beliau ditinggalkan oleh istrinya sepekan setelah melahirkan Dona anak satu-satunya. Pa Irwan demikian dia biasa dipanggil oleh masyarakat sekitarnya, dia memutuskan untuk membesarkan sendiri putri semata wayangnya. Dalam pengasuhannya beliau dibantu oleh Bi Nenah . Bi Nenah adalah seorang perempuan yang mempunyai kelainan pigmen kulitnya seperti orang yang terkena penyakit sopak, seorang yatim piatu dan diterlantarkan oleh orang tuanya. Pa Irwan dan istrinya yang sudah empat tahun tidak mempunyai anak akhirnya mengajak bi Nenah saat usia

Kaca Yang Retak

Episode 1  Praaaang……… Suara gelas yang jatuh memecahkan keheningan. Seorang wanita muda dengan tangan tremor nampak berusaha untuk menggapai gelas minum yang terbuat dari kaca tersebut. Namun dia tidak kuasa memegangnya dengan erat hingga terjatuh. Matanya tertuju pada gelas yang pecah tersebut, dengan berkaca-kaca lalu ia menangis. Wanita ini wajahnya cantik dengan kulit kuning langsat dan hidung mancung serta lesung pipit yang menekuk di kedua pipinya. Manis sekali seperti Maya Rumantir artis zaman dahulu. Duduk di kursi roda dengan tangan yang terus bergetar. Perjalanan hidup yang berat di umur yang masih usia muda telah menyebabkannya menjadi tak berdaya seperti ini. Tergopoh gopoh seorang ibu paruh baya datang menghampiri dan dengan sigap memeluknya lalu mendudukannya kembali di kursi roda denagn posisi lebih rapih. Ibu paruh baya tersebut membereskan gelas yang pecah dengan sapu dan mengepel lantainya hingga bersih kembali seperti tidak ada sesuatu yang terjadi. “Neng Do

Sepenggal Kisah Perjalanan : Sebuah Cerpen

  Ruangan ukuran 2x3 meter itu begitu sempit dengan jarak dari ubin ke langit-langit yang sudah bolong disana sini hanya sekitar 2,5 meter saja tingginya. Dinding bercat putih yang sudah pudar dan mengelupas terkena hawa dingin pegunungan turut menambah sumpek ruangan. Di tengah ruangan terdapat satu set kursi tua dengan kayu yang sudah mulai lapuk dan busa yang sudah kempes tak lagi memberi kenyamanan saat diduduki. Di salah satu sudut ruangan terdapat meja makan persegi panjang yang sudah banyak bolong dimakan rayap menempel ke sudut dinding. Meja makan yang polos tanpa dialas taplak apalagi vas bunga yang indah. Tiga buah kursi tua mengelilingi meja tersebut. Kursi yang kondisinya tidak kalah usang dengan meja makan dan set kursi tua yang terdapat di tengah ruangan. Di sudut ruangan yang lain terdapat gorden yang berfungsi sebagai penyekat ruangan. Di balik gorden tersebut terbentang tikar dengan satu bantal. Tepat di depan kasur terdapat lemari baju dari kayu tua   dengan 3 susun

Jalan Hidup : Sebuah Cerita Pendek

  FLASH BACK Kereta melaju kencang di atas rel sepanjang pantura. Membawa seluruh penumpang yang sedang terbawa mimpi melesat dalam tidurnya menuju ke arah timur. Di atas langit yang cemerlang bertabur bintang nampak rembulan dengan anggunnya duduk di peraduan langit seolah sinarnya yang bulat sempurna mengikuti arah laju kereta. Tak terlihat apapun dari balik jendela kereta itu hanya pekat malam hitam dan gelap. Sepasang mata menatap ke arah luar menikmati kegelapan malam. Entah apa yang dia pandang mungkin hanya bayangan wajahnya sendiri yang memantul dari balik kaca jendela kereta yang ditumpanginya malam itu. Dua bungkus biji kuaci sudah tandas ia habiskan bersama 3 botol aqua. Baginya kuaci adalah makanan penuh perjuangan. Untuk menghabiskannya diperlukan kesabaran yang tinggi. Mengupas satu demi satu cangkangnya yang kecil untuk dapat memakan biji yang terdapat di dalamnya. Malam itu Langgana Sabiru demikian lelaki gagah itu diberi nama oleh orang tuanya dia hendak pulang k