Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Sinopsis buku Le Petit Prince

Buku ini saya habiskan dalam waktu 7 hari lebih. Padahal jumlah halamannya hanya 117. Kalah jauh dengan buku Tere Liye yang sebelumnya saya baca. Saya terkesan membaca buku ini. Melihat covernya ada anak kecil memandang bulan dan bintang. Dia berdiri di atas planet yang ia diami. Tidak puas m elihat covernya, saya segera menuju bagian Blurb. Blurb nya lebih menarik lagi karena buku ini sudah diterjemahkan ke dalam 230 bahasa asing. Buku yang luar biasa. Tokoh utamanya boleh jadi seorang anak kecil, Pangeran Cilik. Namun kedalaman bahasa dan makna yang tersirat dari setiap perjalanan serta kalimat kalimat yang ada dalam setiap cerita begitu memikat sekaligus butuh dicerna lebih jauh.   Sosok aku yang tidak tersebutkan namanya adalah tokoh utama selain pangeran cilik. Pangeran Cilik yang sangat mencintai bunga mawarnya. Walau berduri namun sangat ia cintai. Pangeran Cilik berkelana ke beberapa planet. Pangeran Cilik bertemu Raja di planet pertama. Pelajaran yang bisa diambil dari Raja it

Kisah Perjalananku

Kisah Perjalananku Aku bertanya pada bulan, apakah dia merasa berat harus menanggung cahaya matahari setiap malam ? Bersinar namun sejatinya dia gelap ? Apakah tidak merasa berdosa memberi terang yang palsu ? Cantik rupa namun sebenarnya dia tidak berwajah. Bulan tersenyum padaku seraya berkata, hai..kenapa kamu berpikir seperti itu ? Ini adalah tugasku. Tuhan memberikan tugas ini padaku. Maka aku harus patuh pada ketetapanNYA. Walaupun aku harus tampil dengan sinar sang matahari, namun aku bahagia karena masih bisa memberi cahaya pada sang gulita malam. Memberi panduan jalan pada makhluk yang tak bisa menembus pekatnya malam. Walau di siang hari aku tak terlihat karena tersapu sinar mentari, namun aku yakin jejak terangku di malam hari pasti akan ada yang mengingatnya. Walau mungkin tak banyak. Bersyukur saja. Dengan bersyukur kita akan merasa cukup dan selalu bahagia. Aku kembali berjalan . Sekarang aku bertemu semut. Aku bertanya padanya, apakah dia tidak merasa menjadi yang palin