Langsung ke konten utama

Menata Hati

 

Zzzz…Zzzz…Zzzz….layar gawai bergetar dan bersinar memancarkan sinar cahaya benderang saat gelap gulita seperti malam ini. Kamu yang sedang bersiap tidur lebih cepat karena aliran listrik yang mati ke rumahmu sontak melihat ke arah gawai. Kamu memeriksanya dan kau dapati sebait pesan masuk. “Hai..besok bisa bertemukah? Aku sedang di kotamu saat ini, kutunggu di cafe Atas Bukit tempat favoritmu” begitu pesannya. Kamu terhenyak, dia yang sudah bertahun tahun tak pernah hadir dalam hidupmu seketika memberi kabar yang sanggup membuat jantungmu berdegup kencang. “Mengapa kamu menghubungiku lagi, kamu kemana saat aku merasa kehilanganmu dengan amat sangat ? Kamu dimana saat aku harus menanggung pedihnya sebuah rasa kehilangan?” , kamu menuliskan pesan balasan padanya.

Dia berdiri di ujung cafe Atas Bukit jam 16.00 sore, tepat di hadapan sebuah bukit landai yang indah sekali pemandangannya. Kamu berdiri terpaku, menatap punggungnya yang masih tetap terlihat gagah seperti saat dulu masih bersama. Kamu merasakan desiran dalam hati yang meronta keras. Kamu mencoba berfikir waras, dia adalah masa lalu, dia adalah bukan siapa-siapa kamu saat ini. Kamu mencoba menyingkirkan perasaan perasaan yang kembali hadir. Kamu mencoba untuk hadir disini, saat ini, disini kini. Tidak pergi ke masa lalumu. Kamu hadapi semua yang ada dihadapanmu untuk kau selesaikan urusannya dan  mantap menata hati

“Dita, aku minta maaf atas apa yang kulakukan di masa lalu. Namun kamu harus tahu bahwa aku tetap mencintaimu seperti dulu, tidak ada yang berubah sedikitpun. Maukah kau kembali padaku? Pintanya padamu. “Haris, segampang itukah kau datang dan pergi lalu meminta kembali saat aku sudah melewati masa yang berdarah-darah karena kehilanganmu? Hati dan rasa tidak mudah di switch on segampang itu,” kau bertutur tegas walau terdengar pelan. Kau pun melanjutkan perkataanmu,” Haris, aku akan menikah pekan depan, silahkan kamu pergi dari hidupku. Aku sudah memaafkanmu namun aku tidak bisa berurusan denganmu lagi. Bagiku kamu sudah masa lalu. Namun kamu harus tahu bahwa aku sudah memaafkanmu. Semoga kamu bisa menemukan pengganti yang lebih baik bagimu.” Kamu melangkah pergi meninggalkannya. Kamu meninggalkannya yang masih tak percaya dengan apa yang kau ucapkan. Dia masih tak percaya kamu yang dulu begitu tergantung padanya sanggup berkata seperti itu. Selamat Dita, kamu adalah pemenang. Bisa meninggalkan masa lalu dengan penuh senyum bahagia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Beragam Manfaat Jasa Pengantaran di Aplikasi

  Berkecimpung di dunia penjualan barang sudah lebih dari sepuluh tahun. Bagi saya tentu saja banyak mendapatkan    pengalaman terutama berhubungan dengan jasa pengantaran. Dulu, di awal-awal berjualan, jasa pengantaran di aplikasi belum ada sehingga masih mengandalkan jasa ojeg offline atau jasa paket ekspedisi. Seiring dengan perkembangan teknologi jasa pengantaran di aplikasi menjadi salah satu pilihan favorit yang digunakan oleh para pemilik usaha dalam mengantarkan barang ke tempat konsumen. Saya pun termasuk pengguna jasa aplikasi pengantaran. Hampir setiap hari saya mengantarkan barang melalui jasa aplikasi tersebut. Aplikasi yang saya gunakan tidak hanya satu tapi ada beberapa yang saya gunakan. Baragam manfaat    saya rasakan dalam melakukan transaksi seperti adanya beberapa promo yang bisa digunakan. Promo tersebut berdampak pada pengurangan harga ongkos kirim. Potongannya berbeda-beda sesuai dengan jenis promo yang dipilih. Selain promo ada juga siste...

Dibalik Rasa Enak Mi Instan

Mi instan, siapa yang tidak kenal dengan bahan makanan tersebut. Mi instan sangat populer di seluruh lapisan masyarakat, bahkan ada salah satu merk mi instant yang terkenal bahkan hingga ke mancanegara. Merk yang sangat melegenda. Coba tanyakan pada anak kost apakah mereka pernah makan mi instant? Saya yakin,   pasti hampir semuanya menjawab pernah. Bagi anak kost mi instan adalah jurus ampuh sebagai menu pengganti di akhir bulan. Menu penolong saat lapar melanda di tengah malam saat tugas menumpuk menanti   untuk diselesaikan.   Mi instan bukan hanya milik mahasiswa saja. Ibu rumah tangga pun memasukkan mi instan sebagai salah satu list menu andalan saat stok sayur habis di kulkas dan belum sempat belanja kembali ke pasar. Namun, jika ibu rumah tangga yang memegangnya, maka mie tersebut tidak akan dimasak begitu saja. Saya pun termasuk suka memasak mi instan ini. Walaupun frekuensinya sangat jarang. Memasak mi instan untuk dijadikan mi goreng ini paling sering hanya ...

Menu Berekat

Ada banyak  kenangan di masa kecil saya yang berkesan dalam hidup. Salah satunya adalah  masakan menu berekat. Berekat adalah istilah di kampung halaman saya yaitu menu makanan yang didapat dari hajatan atau tahlilan. Menu berekat ini isinya nasi putih, sambel goreng kentang, daging sapi atau ayam goreng dan buncis masak kecap dan bihun sayur atau mie goreng.Menu berekat ini dimasukkan ke dalam wadah berupa besek bambu. Dulu belum ada musim stereofoam atau kotak nasi kerts seperti yang menjamur saat ini. Besek ini akan kita dapatkan jika memenuhi undangan sebelum waktunya. Dalam istilah di masyarakat kami memenuhi undangan sebelum waktunya si empunya hajat menggelar hajatannya dinamakan nyambungan. Hanya orang-orang yang datang ke nyambungan inilah yang akan mendapatkan besek dengan menu berekat di dalamnya. Jika datang pada waktu hari hajatnya maka akan disajikan makan prasmanan seperti biasa dan tamu undangan tidak dibekali lagi dengan menu berekat dalam besek bambu tersebut...