JANJI
TERE LIYE
Penerbit : SabakGrip
Tahun : 2021
Bibliografi : 448hal;cet 1; 20.5cm
ISBN : 9786239726201
Review :
Buku yang bercerita tentang 3 sekawan yaitu Baso, Hasan dan Kaharuddin yang diberi tugas oleh Buya guru mereka di pondok untuk mencari Bahar murid ayahnya Buya empat puluh tahun yang lalu. Tugas itu diberikan sebagai hukuman atas kenakalan yang selalu mereka lakukan. Jika berhasil menemukan Bahar maka mereka boleh meninggalkan pondok. . Perjalanan 3 orang murid Buya dari sekolah agama paling terkenal di sebuah provinsi. Mendapatkan tugas untuk menemukan Bahar Safar seorang murid yang paling nakal di 40 tahun yang lalu. Ayahnya Buya merasa sangat menyesal sudah mengusirnya. Sehingga menuliskan surat wasiat dan memberikan wasiat itu kepada anaknya yang kemudian mengasuh pesantren sepeninggalnya.
Sebuah kisah yang bercerita tentang Bahar seorang murid yang memegang teguh janjinya kepada Buya untuk melaksanakan 5 pusaka setelah dia dipersilahkan pergi dari pesantren karena kenakalannya bermain meriam bambu dari mesiu hingga menyebabkan kebakaran di pondok serta seorang murid bernama Gumilang tewas terbakar. Wasiat 5 pusaka itu adalah : 1. Hormati dan bantu tetangga. 2. Lindungi yang lemah dan teraniaya. 3. Jujur dan tidak pernah mencuri. 4. Sabar atas ujian. 5. Bersedekah
Ada lima episode kisah pencarian Bahar yang dilakukan oleh tiga sekawan ini. Cerita pertama saat bertemu Koh Acong seorang saudagar kota tua sahabat Bahar minum tuak. Mereka berkawan karib . Dari Koh Acong ini membawa mereka ke Bibi Li yang tahu dimana Bahar mengontrak rumah selama tinggal di kota tua selama delapan tahun. Bibi Li mengantar mereka ke Pa Asep seorang tuna netra teman kontrakan Bahar selama 8 tahun.
Cerita pertama dimulai.
Bahar bekerja sebagai buruh serabutan yang berkerja apa saja untuk mendapatkan uang. Dia tidak mau mendapatkan pekerjaan dengan bantuan Koh Acong karena dia tahu bagaimana akibatnya berhubungan dengan penguasa preman di kota tersebut. Bahar meskiupun terkenal sebagai pemabuk dan pemarah namun dia baik sekali kepada tetangganya. Membantu membetulkan atap tetangga yang bocor tanpa sepengetahuannya dan kejadian yang paling dikenang sepanjang masa oleh pa Asep adalah ketika Mas Puji bercerita tentang kebaikan Bahar menggantikan posisi nya untuk masuk penjara karena Bahar kasian kepadanya jika harus dia yang masuk penjara. Mas Puji berurusan dengan Acong. Dia kecelakaan ketika membawa muatan barang selundupan milik Koh Acong sehingga dia menderita kerugian ratusan juta rupiah. Bahar pasang badan bisa membayar kerugian namun dengan cara yang tidak terduga. Sehingga membuat Koh Acong marah besar. Bahar pun masuk penjara untuk sesuatu yang tidak dia lakukan. Bahar menunaikan janjinya untuk menghormati dan membantu tetangga.
Tiga sekawan menemukan cerita kedua ketika bertemu Mansyur mantan sipir penjara. Petualangan Bahar di penjara selama lima tahun terpaparkan dengan jelas. Selama di penjara Bahar selalu melindungi yang lemah dan teraniaya. Hingga pada suatu saat dia memergoki seorang tahanan yang mempunyai perilaku menyimpang ketika dia hendak melakukan sesuatu yang tidak baik terhadap tahanan yang lain dan dia membunuhnya. Bahar pun menolong sipir penjara yang paling sering menyiksa dia, ketika sipir tersebut berada dalam posisi yang paling lemah tidak berdaya dipukuli para tahanan yang dendam padanya. Bahar menyelamatkannya. Dia menunaikan janji keduanya untuk melindungi yang lemah dan teraniaya. Tidak peduli siapapun mereka.
Kisah perjalanan hidup Bahar kembali terkuak di epiosode cerita ketiga. Melalui penuturan Muhib yang dijumpai secara tidak sengaja di sebuah masjid. Muhib adalah asisten Bahar. Selepas keluar dari penjara , Bahar meninggalkan ibu kota provinsi menuju ke sebuah kota tua. Delapan tahun Bahar menghabiskan hidup di pertigaan jalan besar. Dia membuka toko service alat elektronik. Usahanya maju pesat dibantu oleh Muhib sang asisten . Muhib adalah seorang anak yang diserahkan oleh ibunya yang dipanggil etek untuk bekerja membantu Bahar. Dalam menjalankan usahanya Bahar sangat rajin, jujur, sering memberikan servis gratis dan kejadian paling berkesan bagi Muhib adalah ketika Bahar mengembalikan emas 20 kilo kepada pemiliknya yang ditemukan di dalam mobil yang diberikan padanya sebagai hadiah karena sudah bisa memperbaiki mobil kesayangannya. Dalam perjalanan kisah episode tiga ini Bahar bertemu Delima seorang anak pemilik toko emas yang terbuka hatinya untuk menerima Bahar sebagai calon menantu ketika menyaksikan langsung kejujuran Bahar mengembalikan emas murni 20 kilo. Delima menikah dengan Bahar. Namun sayang kebahagiaan itu hanya berlangsung selama lima tahun. Delima meninggal setelah tokonya dibakar dalam kerusuhan tahun 1998. Perasaan Bahar hancur remuk redam. Dia pergi meninggalkan segala yang dimilikinya. Atas saran pemilik mobil yang emasnya dikembalikan maka Bahar pergi ke sebuah tambang rakyat. Selama delapan tahun tinggal di sana , dia melaksanakan janji nya yang ketiga yaitu jujur dan tidak pernah mencuri.
Episode cerita keempat dimulai. Baso, Hasan dan Kaharudin bertemu dengan Pa Budi dan Bu Surti setelah mendapat info dari pemilik mobil , dia adalah orang terakhir yang ditemui Bahar sebelum meninggalkan kota. Bahar pergi ke pertambangan rakyat dan bekerja disana. Selama bekerja dia berkenalan dengan Harya anak dari Bu Surti dan Pa Budi yang juga bekerja di tambang tersebut. Bahar bekerja siang malam tidak kenal waktu. Dia paling banyak mendapatkan emas dan selalu memberikan emas tersebut kepada bosnya. Bahar bekerja dengan keras. Sifat jujur dan gemar memberi telah menginspirasi bos nya untuk meniru apa yang dia lakukan. Hingga suatu waktu terjadi gempa bumi. Bahar dan teman teman pekerja tambang tertimbun di dalamnya. Setelah tim penyelamat berjuang , akhirnya enam orang pekerja tambang bisa diselamatkan termasuk bahar. Sementara rekannya yang lain meninggal dunia, termasuk Harya. Sebelum meninggal Harya memberikan petuah yang telah membuka mata hari Bahar bahwa apa yang dia lakukan adalah salah. Keputusan dia untuk menyalahkan Tuhan atas semua ujian yang ditimpakan padanya adalah keputusan yang salah. Akhrinya setelah lima tahun bekerja di tambang rakyat Bahar pergi meninggalkan tempat tersebut dengan hati yang lapang dan ikhlas dengan semua yang sudah terjadi padanya. Bahar sudah menepati janjinya yang keempat yaitu sabar atas ujian.
Atas petunjuk dari Pa Budi dan Bu Surti yang menunjukkan sebuah surat dari Bahar, tiga sekawan berhasil menemukan alamat Bahar selanjutnya yaitu sebuah kota besar di Jawa. Kota paling besar di tanah Jawa. Pergilah mereka ke kota itu. Tidaklah sulit bagi mereka menemukan alamat di kota tersebut. Ketika beristirahat di sebuah masjid , mereka bertemu degan Pa Sueb seorang marbot masjid yang ternyata mengenal Bahar. Maka cerita pun mengalir dari mulutnya tentang Bahar dengan segala kebaikannya. Selama tujuh tahun tinggal di kota besar itu Bahar mendirikan warung makan Delima. Warungnya ramai sekali. Dia masih dengan sifatnya yang baik, suka berbagi kepada siapapun yang meminta makan ke warungnya, buka warung hanya pada siang hari sampai waktu asar tiba. Omsetnya terus membesar. Namun, tidak sedikitpun Bahar menyimpan tabungan. Seluruh uang yang didapat dari berdagang dia putar kembali untuk membeli kebutuhan warung makannya. Dia hanya menyisihkan uang untuk menabung berangkat haji. Itupun tidak jadi dia setorkan karena digunakan untuk membayar sewa rumah yatim piatu yang sudah jatuh tempo. Bahar tidak mau melihat anak yatim tersebut menggelandang tidak punya rumah. Tidak lama setelah peristiwa itu, Bahar jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Bahar telah menepati janjinya yang terakhir yaitu bersedekah.
Maka tunailah sudah Baso, Hasan dan komaruddin melaksanakan tugasnya. Walaupun surat wasiat tersebut tidak akan pernah sampai ke tangan Bahar Safar namun jejak nya sudah terkuak. Ternyata mimpi ayahnya Buya benar adanya. Bahar sudah emnjadi orang yang saleh, calon penghuni surga.
Catatan : Jangan lupa beli buku original yaa jangan beli buku bajakan
Komentar
Posting Komentar