Langsung ke konten utama

Review Artikel

 


Judul : 3 Hal Yang Perlu Diajarkan Pada Anak Dengan Cara Sederhana

Nama Penulis : Indra Mahardika

Sumber : https://www.kompasiana.com/indramahardika/628b92fdf1f29865a91a1232/3-hal-yang-perlu-diajarkan-pada-anak-dengan-cara-sederhana?page=all#section2

Tahun terbit :  Mei 2022

 

Dalam menjalankan biduk rumah tangga pendidikan anak adalah salah satu hal terpenting dan  menjadi fokus perhatian para orang tua yang sudah mempunyai keturunan. Pendidikan anak dalam keluarga adalah kewajiban utama bagi  ayah dan ibu dalam keluarga terutama di masa –masa golden ages. Masalah penanaman karakter dan budi perkerti serta melatih kemandirian anak tidak bisa diwakilkan oleh pengasuh. Sesibuk apapun orang tua mereka harus mempunyai waktu untuk bercengkrama dan waktu khusus dengan anak-anak. Contoh dan suri tauladan adalah pendidikan terbaik dari orang tua kepada anak-anak.

 

Membaca sebuah artikel dari website kompasiana yang ditulis oleh salah satu kontributornya  mengangkat tema tentang hal yang perlu diajarkan pada anak dengan cara sederhana. Menurut sang penulis ada 3 hal dasar yang harus diberikan dan ditanamkan sedari kecil pada anak-anak dalam keluarga. Ketiga hal tersebut adalah kejujuran, manajemen keuangan dan tanggung jawab. Jujur adalah sifat penting dalam diri pribadi seseorang. Sebuah pepatah dari Bung Hatta  menyatakan bahwa Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki. Dalam menumbuhkan karakter jujur harus dimulai dari pembiasaan sehari-hari dalam keluarga. Di artikel ini sang penulis memberikan contoh pada sebuah keluarga dalam menumbuhkan dan melatih sikap jujur dengan membuat kantin kejujuran. Anak-anak bebas membeli dan menulis apa yang dia beli. Begitu pula dengan uang yang harus disimpan sendiri dalam wadah yang sudah disiapkan, jika ada kembalian mengambil sendiri. Orang tua mengamati dan memperhatikan. Jika anak-anak ada yang berlaku tidak jujur maka kewajiban mereka untuk mengingatkan dan memberi perhatian kepada anak tersebut.

 

Dalam hal manajemen pengelolaan keuangan sang penulis memberi contoh kegiatan menabung yang harus diajarkan kepada anak-anak. Memberi pelajaran bahwa untuk memperoleh sesuatu harus melalui kerja keras dan perjuangan. Orang tua jangan membiasakan untuk memberi 100% apa yang anak inginkan. Sisakan separuhnya dari hasil tabungannya. Dengan begitu anak akan menyadari bahwa untuk memiliki sesuatu maka harus ada kerja keras dan harus berusaha terlebih dahulu. Selanjutnya adalah tanggung jawab. Anak-anak diberi tugas masing-masing belajar bertanggung jawab pada pekerjaaannya di rumah. Penanaman tanggung jawab adalah latihan dan sebagai bekal dalam mengarungi perjalanan kehidupan kelak di masyarakat dan kehidupannya.

 

Ada sebuah kalimat menarik dalam artikel tersebut yang dikemukakan oleh sang penulis yaitu ketika 3 hal dasar ini terabaikan anak-anak akan kesulitan dalam bergaul, tergantung secara finansial dan kurang menjadi panutan di lingkungannya nanti kala sudah tumbuh dewasa. Menurut hemat saya apa yang dikatakan oleh sang penulis ada betulnya. Orang yang tidak jujur cenderung tidak disukai oleh orang lain, sehingga anak yang mempunyai karakter tidak jujur tidak akan menemukan teman yang nyaman. Orang lain tidak mau bergaul dengannya karena ada sifat tidak baik yang melekat padanya. Begitupun dengan kurangnya kemampuan dalam manajemen keuangan maka saat dewasa nanti anak tidak bisa menentukan sendiri apa yang menjadi prioritas dalam kebutuhan hidupnya. Rasa tanggung jawab yang kurang akan berdampak pada bias karakter pada diri anak di masa depan sehingga orang lain tidak akan menjadikannya contoh teladan.

 

Beberapa kutipan terkait 3 karakter yang diambil dari beberapa sumber yang relevan dengan artikel  diantaranya adalah  :

1.       Pada halaman 311 disebutkan bahwa dalam sebuah penelitian NACE( National Association of Colleges and Employers) pada 450 pengusaha di USA tahun 2002 tentang urutan kualitas yang dianggap penting pada dunia kerja dari para pekerja adalah kejujuran. ( Akh. Muwafik Saleh;2002)

2.      Sementara itu di halaman 321 Albert Einstein  yang hidup pada kurun waktu 1879-1955 beliau mengatakan bahwa “The price of greatness is responsibility.” (Harga sebuah kebesaran ada di tanggung jawab). ( Akh. Muwafik Saleh;2002)

3.      Moschis,  Webley  dan  Nyhus  (dalam  Shim et  al, 2009)   menyatakan bahwa   orang   tua   adalah   agen sosialisasi  utama  dalam  proses  dimana  anak  belajar bagaimana anak memfungsikan diri mereka dalam pasar sebagai  konsumen  dan  pengelolaan  uang.  Anak  belajar melalui pengamatan dari cara yang diajarkan oleh orang tua dalam mengelola keuangan mereka. (https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jpak/article/view/9134/9084)

 

Menurut saya, artikel ini sudah bagus pesan yang disampaikan memiliki manfaat dan informasi sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi para orang tua. Terutama dalam penanaman 3 karakter utama yaitu jujur, manajemen keuangan dan tanggung jawab. Walaupun artikel tersebut murni pemikiran penulisnya sendiri tidak tercantum referensi yang bisa lebih menguatkan isi pesan dari artikel itu sendiri. Namun secara keseluruhan artikel ini sangat bermanfaat bagi pembaca.

Komentar

  1. bener mbak, yang tersulit itu adalah jujur. Kita sendiri tentunya, jadi perlu cara atau trik husus ya mbak agar selalu berperilaku jujur. thanks ya mbak review nya.

    BalasHapus
  2. Terima kasih kak, review nya bermanfaat sekali. Semoga bisa menerapkannya dalam kehidupan kita sehari hari.

    BalasHapus
  3. terima kasih reviewnya mbak, tiga hal mendasar untuk penanaman karakter ke anak-anak ya mbak

    BalasHapus
  4. Review-nya keren mba. kejujuran adalah harga mati, ya mba

    BalasHapus
  5. Tulisannya bagus kak sangat bermanfaat. 3 karakter itu menjadi hal penting yang harus diajarkan untuk anak anak.

    BalasHapus
  6. Mambangun tiga karakter tersebut memang harus dilakukan sejak usia dini. Sebagai orang tua harus konsisten menerapkannya. Semoga saya konsisten menerapkan untuk anak saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin ya robbal alamin...semoga dimudahkan ya ka Dwi

      Hapus
  7. Jujur yg paling utama. Benar sekali. Wah tulisan reviewnya keren, benar sekali sgt brmnfaat utk pmbaca.

    BalasHapus
  8. Makasih reviewnya kak, selain ilmu parentingnya yg bermanfaat, referensinya jg bermanfaat utk aku yg mau bikin review

    BalasHapus
  9. Tiga hal yang perlu akar yang kuat untuk anak. Ya Allah jadikanlah anak-anak kami anah yang sholeh 🤲🏻 Aamiin

    BalasHapus
  10. Kejujuran adalah hal yang paling utama untuk bisa melengkapi semuanya ya kak

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sayur Sop dan Informasi Seputarnya

  https://food.detik.com/sayur/d-5364660/resep-sayur-sop-yang-segar-dan-kaya-nutrisi .Siapa diantara kita yang belum pernah mencicipi sayur sop ? Sepertinya semua pernah mencobanya. Sayur sop ini sangat populer di kalangan masyarakat kita. Apalagi anak-anak, mereka rata-rata menyukai sayur sop. Sop ini berasal dari Bahasa perancis yaitu Soupe yang berarti merendam.   Zaman dulu sop ini terbuat dari roti. Roti yang direndam oleh kuah kaldu. Cara makannya adalah roti dicelupkan pada kuah kental sop. Sop adalah makanan para bangsawan pada saat itu. Seiring perkembangan zaman , saat ini sop hadir sebagai sayur berkuah dan dimakan dengan sendok. Banyak sekali jenis-jenis sop yang ada   dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat kebanyakan. Sayur sop hadir dengan berbagai variasi menu bahan sayur dan ikan. Bahan daging dalam sayur sop bermacam-macam. Sop ayam kampung adalah salah satu sop paling enak dan saya sangat menyukainya. Dari namanya saja kita sudah pasti tahu bahawa sop ...

Mengenal Tsundoku

APA SIH TSUNDOKU ITU ? Pernahkah kita mendengar istilah Tsundoku? Istilah ini mungkin bagi sebagian orang masih terdengar asing di telinga. Tsundoku biasa juga disebut sebagai virus Tsundoku. Tsundoku adalah kata yang berasal dari bahasa Jepang. Menurut beberapa sumber yang saya baca istilah tsundoku diartikan sebagai pola kebiasaan membeli atau memiliki beberapa buku namun tidak diikuti dengan kegiatan membaca buku yang sudah dimilikinya tersebut. Bagi orang yang terpapar virus tsundoku ini mereka akan memperoleh kepuasan ketika bisa memiliki buku yang diinginkannya. Ada kesenangan tersendiri ketika melihat buku koleksi pribadinya berjejer panjang di rak buku. Mereka semata-mata hanya puas, senang dan bahagia ketika memiliki koleksi buku yang banyak. Hanya sebatas pada hal tersebut. Tsundoku berasal dari kata Tunde Oku yang artinya membiarkan sesuatu yang metumpuk dan ditulis. Seiring waktu berjalan kata Oku ditambah satu huruf menjadi doku yang artinya membaca. Istilah yang mulai...

Buku Bajakan : Beberapa Tips Mengenali dan Menghindarinya

  Buku bajakan memang tak bisa dipungkiri sangat banyak beredar di negara kita. Hal ini didukung oleh belum kuatnya penerapan regulasi aturan tentang Undang-Undang Hak Cipta di lapangan. Hal ini dibuktikan pula oleh banyaknya marketplasce yang masih bebas memperjualbelikan buku-buku bajakan di lapak jualan onlinenya. Tere Liye penulis kenamaan di Indonesia sampai menulis satu novel khusus yang berlatar belakang tema pembajakan. Novel tersebut berjudul Selamat tinggal. Novel ini pun sudah saya review di artikel sebelumnya. Sebagai seorang pustakawan, saya menerapkan kebijakan yang tidak bisa ditawar untuk koleksi perpustakaan yang dikelola. Koleksi buku perpustakaan tidak boleh buku bajakan karena perpustakaan harus menghargai hak cipta si penulis buku. Dengan membeli buku original atau asli maka royalti akan masuk ke penulis tersebut. Sebaliknya jika kita membeli buku bajakan maka royalti tidak akan masuk dan menjadi penghasilan penulis. Menulis buku dan ide menulis itu mahal. Me...