Langsung ke konten utama

Perjalanan ke Perpusnas

 

Sumber foto : Dokumen Pribadi

Hari ini saya membersamai anak-anak sekolah tempat saya bekerja mengunjungi Perpustakaan Nasional di Jakarta. Perpustakaan yang kami kunjungi adalah perpustakaan yang terletak di jalan Medan Merdeka Selatan letaknya persis stasiun kereta api Gambir. Kami berangkat dari Sukabumi jam 05.00 sehabis solat subuh dengan 2 mobil hi ace dan 1 mobil minibus. Perjalanan ke Perpusnas ini membawa 31 orang siswa yang tergabung dalam unit kegiatan Duta Literasi dan Eskul Book Club. Sampai di Jakarta jam 08.00 pagi sementara Perpusnas baru buka pada jam 09.00 maka kami pun menunggu sekitar 1 jam. Kami memutuskan mengadakan briefing terlebih dahulu. Dalam briefing dijelaskan beberapa kesepakatan serta tata tertib agar kunjungan berlangsung aman dan lancar. Siswa dibuat dalam beberapa kelompok dengan satu koordinator untuk memudahkan koordinasi.

Lantai pertama yang kami tuju adalah lantai 2. Seluruh siswa yang belum mendaftar jadi anggota Perpusnas melakukan pendaftaran secara online sekaligus mencetak kartu anggota. Setelah urusan kartu anggota selesai selanjutnya menuju lantai 24. Tidak lengkap rasanya jika ke Perpusnas tidak mengunjunginya. Disana ada rooftop indah dengan latar belakang Monumen Nasional yang instagramable. Disana kami melihat rooftop yang langsung dapat melihat indahnya Monumen Nasional dari atas lantai tertinggi Perpusnas. Anak-anak senang sekali bisa berkunjung kesini setelah 2 tahun absen tidak bisa kemana-mana karena lockdown akibat pandemi covid19. Mereka antusias mengunjungi dan mengeksplore setiap layanan yang ada di dalamnya. Walaupun tidak semua bisa dikunjungi dengan maksimal karena waktu yang terbatas. Museum Perpusnas yang berada di bangunan paling depan tidak lupa kami kunjungi pula.

Saya sendiri mengunjungi lantai koleksi langka yang ada di lantai 14 selanjutnya beranjak ke lantai 19 dimana ada  koleksi multimedia. Layanan koleksi majalah di lantai 23 tidak luput dari list tujuan. Selanjutnya tidak kalah seru saya banyak menemukan  koleksi foto dan peta pada layanan Perpusnas di lantai 16. Ada lantai yang harus dikunjungi oleh saya dan anak-anak yaitu lantai 6 untuk menunaikan shalat karena ada mushola disana dan mengisi perut yang lapar di kantin yang berada di lantai 4.

Perpustakaan Nasional adalah tempat menyenangkan dan tidak akan pernah bosan untuk dikunjungi walaupun berkali-kali. Terlalu banyak sumber ilmu yang bisa digali disana sehingga tidak akan cukup jika hanya sehari. Semoga saya bisa kesana kembali di lain hari. Perpusnas adalah salah satu tempat kebanggaan rakyat Indonesia

Komentar

  1. Dengan membaca tulisan ini sy jd tahu denah perpusnas, seolah sy sdh hapal btul sudut demi sudutnya, wlw sy blm prnh k sana dan sy jd ingin bisa ke sana. Trmksh sdh mnulis ttg perpusnas😉

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lengkap kak kalau petunjuknya disana. Setiap lantai ada lengkap

      Hapus
  2. Tulisannya bagus kak. Perpusnas penuh sejarah ya kak. Semoga suatu saat saya bisa berkunjung kesana.

    BalasHapus
  3. Wah, saya jadi juga ingin berkunjung ke sana kak

    BalasHapus
  4. Shalawatin dlu, semoga nanti bisa ke sana. Amin...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kak Amel rumahnya dimana ? Semoga suatu saat nanti bisa mampir ya ke Jakarta

      Hapus
  5. Untuk yang punya hobi baca, perpusnas seperti tempat paling didambakan ya kak...

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul....betah banget disana seharian gak akan terasa lama

      Hapus
  6. Kalau ada yang ingin ke perpusnas hari kerja, tolong japri ya, kita meet up :). Tempat kerja saya dekat Perpus Nasional :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah asyik deh ka Dwinov...kapan2 kalau main lagi kesana saya japri ya

      Hapus
  7. wah...jadi mupeng nih, dari dulu pengen kesana tapi belum ada kesempatan, doakan ya mbak..

    BalasHapus
    Balasan
    1. semoga kak Maya bisa segera berkunjung ke perpusnas ya ka

      Hapus
  8. mudah-mudahan bisa ke perpusnas juga ya, menarik banget kayaknya tempatnya ya, baca dari ceritanya

    BalasHapus
  9. Salah satu tempat yang ingin kukunjungi.. makasih dah menulis tentang perpusnas🥰

    BalasHapus
  10. Waah, rasanya baca sambil diajak keliling perpusnas juga Kak.. semoga kesampaian ke sana juga..

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sayur Sop dan Informasi Seputarnya

  https://food.detik.com/sayur/d-5364660/resep-sayur-sop-yang-segar-dan-kaya-nutrisi .Siapa diantara kita yang belum pernah mencicipi sayur sop ? Sepertinya semua pernah mencobanya. Sayur sop ini sangat populer di kalangan masyarakat kita. Apalagi anak-anak, mereka rata-rata menyukai sayur sop. Sop ini berasal dari Bahasa perancis yaitu Soupe yang berarti merendam.   Zaman dulu sop ini terbuat dari roti. Roti yang direndam oleh kuah kaldu. Cara makannya adalah roti dicelupkan pada kuah kental sop. Sop adalah makanan para bangsawan pada saat itu. Seiring perkembangan zaman , saat ini sop hadir sebagai sayur berkuah dan dimakan dengan sendok. Banyak sekali jenis-jenis sop yang ada   dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat kebanyakan. Sayur sop hadir dengan berbagai variasi menu bahan sayur dan ikan. Bahan daging dalam sayur sop bermacam-macam. Sop ayam kampung adalah salah satu sop paling enak dan saya sangat menyukainya. Dari namanya saja kita sudah pasti tahu bahawa sop ...

Mengenal Tsundoku

APA SIH TSUNDOKU ITU ? Pernahkah kita mendengar istilah Tsundoku? Istilah ini mungkin bagi sebagian orang masih terdengar asing di telinga. Tsundoku biasa juga disebut sebagai virus Tsundoku. Tsundoku adalah kata yang berasal dari bahasa Jepang. Menurut beberapa sumber yang saya baca istilah tsundoku diartikan sebagai pola kebiasaan membeli atau memiliki beberapa buku namun tidak diikuti dengan kegiatan membaca buku yang sudah dimilikinya tersebut. Bagi orang yang terpapar virus tsundoku ini mereka akan memperoleh kepuasan ketika bisa memiliki buku yang diinginkannya. Ada kesenangan tersendiri ketika melihat buku koleksi pribadinya berjejer panjang di rak buku. Mereka semata-mata hanya puas, senang dan bahagia ketika memiliki koleksi buku yang banyak. Hanya sebatas pada hal tersebut. Tsundoku berasal dari kata Tunde Oku yang artinya membiarkan sesuatu yang metumpuk dan ditulis. Seiring waktu berjalan kata Oku ditambah satu huruf menjadi doku yang artinya membaca. Istilah yang mulai...

Buku Bajakan : Beberapa Tips Mengenali dan Menghindarinya

  Buku bajakan memang tak bisa dipungkiri sangat banyak beredar di negara kita. Hal ini didukung oleh belum kuatnya penerapan regulasi aturan tentang Undang-Undang Hak Cipta di lapangan. Hal ini dibuktikan pula oleh banyaknya marketplasce yang masih bebas memperjualbelikan buku-buku bajakan di lapak jualan onlinenya. Tere Liye penulis kenamaan di Indonesia sampai menulis satu novel khusus yang berlatar belakang tema pembajakan. Novel tersebut berjudul Selamat tinggal. Novel ini pun sudah saya review di artikel sebelumnya. Sebagai seorang pustakawan, saya menerapkan kebijakan yang tidak bisa ditawar untuk koleksi perpustakaan yang dikelola. Koleksi buku perpustakaan tidak boleh buku bajakan karena perpustakaan harus menghargai hak cipta si penulis buku. Dengan membeli buku original atau asli maka royalti akan masuk ke penulis tersebut. Sebaliknya jika kita membeli buku bajakan maka royalti tidak akan masuk dan menjadi penghasilan penulis. Menulis buku dan ide menulis itu mahal. Me...