Langsung ke konten utama

Manusia Masa Kini


Dulu, tak pernah terbayangkan saya bisa membeli sesuatu tanpa kemana mana. Kalau ingin sesuatu maka harus keluar, pergi ke toko, menghampiri penjual  atau supermarket untuk mendapatkannya. Saat itu, ketika belum ada gawai di genggaman setiap orang , kita harus selalu memegang uang cash. Jika tidak membawa uang di dompet maka alamat tidak bisa melakukan transaksi dimanapun. Tanpa uang di tangan kita tidak bisa membeli apapun yang  diinginkan.

Hari ini, semua yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya hadir di hadapan kita. Pandemi covid19 yang mengganas dimana mana membuat tidak bisa bebas pergi kemanapun. Aktivitas apapun dilakukan dari rumah. Namun, apakah dengan kondisi seperti itu kita jadi mati gaya ? Kita jadi terisolasi dari dunia luar dan tidak bisa melakukan transaksi apapun ? Ternyata segala keterbatasan dalam bergerak tidak membuat mati gaya. Belanja bisa dilakukan dengan mudah. Apa sih yang tidak bisa dibeli saat ini walaupun kita tidak pergi kemana mana ? Berbagai pilihan market place bertebaran di aplikasi, mulai dari shopee, tokopedia, Lazada, JD ID dan lain sebagainya. Apa sih yang tidak ada di market plasce ? Mulai dari terasi hingga kursi sofa yang empuk semua ada disana. Mulai dari toko kelontong sekelas indomaret hingga toko berlian ada disana. Dunia dalam genggaman.

Jika dahulu kita bingung saat di rumah tidak ada makanan karena kita malas keluar rumah, saat ini hal itu tak bisa dijadikan alasan lagi. Makanan apa sih yang tidak ada di aplikasi untuk bisa kita pesan ? Go Food dan Grab Food tersedia setiap saat memberikan apa yang kita mau. Tinggal pilih, klik dan bayar. Betapa mudahnya membeli makanan dan minuman apapun yang kita mau. Semua sudah tersedia dalam gawai yang kita miliki. Dunia dalam genggaman.

Saat ini , kita terbiasa membawa uang secukupnya di dompet. Saya sendiri tidak pernah lebih dari 100rb memegang uang. Semua transaksi lebih banyak dilakukan dengan e wallet dan debit. Dompet digital tersedia untuk memenuhi kebutuhan transaksi kita. Uang itu seperti ada namun tiada. Sebagian besar pembayaran dilakukan secara cashless. Pembayaran dilakukan secara transfer. Uang cash yang kita punya langsung masuk atm setor tunai. Tidak menyimpan banyak uang di tangan.

Tapi, ternyata itu tak berlaku 100% karena  di sekeliling masih ada orang-orang yang berniaga dengan  cara yang alami. Masih ada ibu tua penjual nasi uduk di belakang rumah yang jualan di subuh hari  tidak  paham  ovo dan gopay. Tak pernah mengerti apa itu market place. Coba tanyakan ke kakek pengayuh becak yang selalu mangkal di ujung gang depan jalan sana, apakah dia tahu apa itu dompet digital ? Dia hanya tau selembar uang untuk membayar jasa tarikan becaknya. Ternyata, secanggih apapun kehidupan, akan selalu menyisakan sisi-sisi kehidupan yang tak tersentuh hingar bingarnya teknologi. Walaupun jumlahnya minoritas atau bahkan terlalu sedikit dibanding dengan manusia yang sekalu tersentuh dengan teknologi. Mereka hidup dalam kesederhanaan yang hanya akan bisa disentuh oleh hati nurani yang bening, bersih dan berkomunikasi dalam tutur sapa yang nyata. Bukan sekedar teman online yang tak pernah bertemu dan bertatap muka secara langsung.

Sukabumi, 5 September 2021

Heni Hikmayani Fauzia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sayur Sop dan Informasi Seputarnya

  https://food.detik.com/sayur/d-5364660/resep-sayur-sop-yang-segar-dan-kaya-nutrisi .Siapa diantara kita yang belum pernah mencicipi sayur sop ? Sepertinya semua pernah mencobanya. Sayur sop ini sangat populer di kalangan masyarakat kita. Apalagi anak-anak, mereka rata-rata menyukai sayur sop. Sop ini berasal dari Bahasa perancis yaitu Soupe yang berarti merendam.   Zaman dulu sop ini terbuat dari roti. Roti yang direndam oleh kuah kaldu. Cara makannya adalah roti dicelupkan pada kuah kental sop. Sop adalah makanan para bangsawan pada saat itu. Seiring perkembangan zaman , saat ini sop hadir sebagai sayur berkuah dan dimakan dengan sendok. Banyak sekali jenis-jenis sop yang ada   dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat kebanyakan. Sayur sop hadir dengan berbagai variasi menu bahan sayur dan ikan. Bahan daging dalam sayur sop bermacam-macam. Sop ayam kampung adalah salah satu sop paling enak dan saya sangat menyukainya. Dari namanya saja kita sudah pasti tahu bahawa sop ...

Mengenal Tsundoku

APA SIH TSUNDOKU ITU ? Pernahkah kita mendengar istilah Tsundoku? Istilah ini mungkin bagi sebagian orang masih terdengar asing di telinga. Tsundoku biasa juga disebut sebagai virus Tsundoku. Tsundoku adalah kata yang berasal dari bahasa Jepang. Menurut beberapa sumber yang saya baca istilah tsundoku diartikan sebagai pola kebiasaan membeli atau memiliki beberapa buku namun tidak diikuti dengan kegiatan membaca buku yang sudah dimilikinya tersebut. Bagi orang yang terpapar virus tsundoku ini mereka akan memperoleh kepuasan ketika bisa memiliki buku yang diinginkannya. Ada kesenangan tersendiri ketika melihat buku koleksi pribadinya berjejer panjang di rak buku. Mereka semata-mata hanya puas, senang dan bahagia ketika memiliki koleksi buku yang banyak. Hanya sebatas pada hal tersebut. Tsundoku berasal dari kata Tunde Oku yang artinya membiarkan sesuatu yang metumpuk dan ditulis. Seiring waktu berjalan kata Oku ditambah satu huruf menjadi doku yang artinya membaca. Istilah yang mulai...

Buku Bajakan : Beberapa Tips Mengenali dan Menghindarinya

  Buku bajakan memang tak bisa dipungkiri sangat banyak beredar di negara kita. Hal ini didukung oleh belum kuatnya penerapan regulasi aturan tentang Undang-Undang Hak Cipta di lapangan. Hal ini dibuktikan pula oleh banyaknya marketplasce yang masih bebas memperjualbelikan buku-buku bajakan di lapak jualan onlinenya. Tere Liye penulis kenamaan di Indonesia sampai menulis satu novel khusus yang berlatar belakang tema pembajakan. Novel tersebut berjudul Selamat tinggal. Novel ini pun sudah saya review di artikel sebelumnya. Sebagai seorang pustakawan, saya menerapkan kebijakan yang tidak bisa ditawar untuk koleksi perpustakaan yang dikelola. Koleksi buku perpustakaan tidak boleh buku bajakan karena perpustakaan harus menghargai hak cipta si penulis buku. Dengan membeli buku original atau asli maka royalti akan masuk ke penulis tersebut. Sebaliknya jika kita membeli buku bajakan maka royalti tidak akan masuk dan menjadi penghasilan penulis. Menulis buku dan ide menulis itu mahal. Me...