Langsung ke konten utama

Resensi Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI)

 

sumber gambar  :https://wartakota.tribunnews.com/2020/01/21/nanti-kita-cerita-tentang-hari-ini-jadi-film-pertama-indonesia-yang-meraih-2-juta-penonton-tahun-ini

Judul Film : Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini

Sutradara   : Angga Dwimas Sasongko

Produser    : Anggia Kharisma

Pemeran    : Rachel Amanda

                    Rio Dewanto

                    Sheila Dara

                    Donny Damara

                     Susan Bachtiar

Produksi    : Visinema Pictures /IDN Media/Bibli.com/XRM Media

Distributor : Netflix

Rilis            : 2 januari 2020

Durasi        : 120 menit

 Membangun Bonding Dalam Keluarga

Film ini diangkat dari sebuah buku dengan judul yang sama karangan Marchella FP. Film keluarga yang bergenre drama ini cukup banyak menyedot perhatian publik. Tema keluarga memang merupakan tema yang tak pernah ada habisnya. Selalu ada ide yang bisa diangkat dari sebuah kisah yang ada dalam keluarga. Mulai dari pola asuh, sistem komunikasi, manajemen keuangan, pendidikan agama dalam keluarga dan masih banyak tema menarik lainnya selalu bisa dijadikan tema yang bisa diangkat untuk sebuah cerita. Film NKCTHI ini mengetengahkan kisah dalam sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan tiga anaknya yaitu Narendra, Aurora dan Awan. Ditambah beberapa pemain tambahan yang melengkapi cerita seperti Leka yang dimainkan oleh Ardito Pramono. Leka adalah teman baik Awan.Ada juga Lika kekasih Narendra. Dan beberapa pemain yang lain.

Dalam film ini  ada dua hal yang menarik untuk disimak yaitu tentang pola asuh otoriter dan pembagian porsi cinta yang berbeda untuk anak-anak. Meskipun orang tua melakukan hal-hal yang ada di cerita film tersebut dilandasi oleh satu alasan namun tetap hal itu dirasa kurang bijak untuk diterapkan di keluarga. Pertama adalah tentang penempatan porsi cinta dan kasih sayang orang tua kepada anak. Keluarga adalah tempat utama setiap individu bertumbuh dan mendapatkan siraman cinta dan kasih sayang dari orang tua. Pola asuh yang salah serta penempatan porsi kasih sayang yang timpang dari orang tua akan berdampak buruk pada perkembangan psikologis anak dalam keluarga. Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang membedakan kasih sayang menurut  Yelena Gidenko seorang penasehat professional seperti dilansir di situs Republika.co.id (https://www.republika.co.id/berita/ppmn8f459/dampak-buruk-bagi-anak-korban-pilih-kasih-orang-tua) dia akan cenderung hancur dan terpukul, mengalami kesulitan menerima jati diri karena merasa tidak diterima oleh orang tua, menderita depresi dan memendam rasa marah, pahit, benci dan cemburu.

Hal yang kedua adalah tantang pola asuh orang tua dalam keluarga. Ayah yang dominan perannya dalam keluarga menerapkan pola asuh yang otoriter kepada anak-anaknya. Menurut Hurlock, Hardy & Heyes (dalam jurnal ilmiah Potensa, 2018 vol 3(1),1-6) pola asuh orang tua ada tiga , yaitu : 1) Pola Asuh Otoriter, 2) Pola Asuh  Demokratis dan 3). Pola Asuh Permisif. Ada beberapa faktor yang memengaruhi pola asuh orang tua terhadap anak , yaitu : factor sosial ekonomi, pendidikan, nilai agama yang dianut orang tua, kepribadian dan jumlah pemilikan anak. Pola asuh otiriter sangat terlihat dalam film ini, sang ayah yang diperankan oleh Donny Damara menerapkan pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter yang cenderung keras dan tanpa kompromi ternyata menimbulkan sebuah luka pengasuhan dan terbawa hingga dewasa dalam inner child mereka. Pola asuh agresif verbal mendominasi dalam keluarga di film ini. Perilaku membentak, mendikte, merendahkan dan over protektif sangat terlihat di kepribadian kepala keluarga yang tercermin dalam pola asuh.

Film ini memberi edukasi kepada pembaca agar orang tua membangun pola hubungan yang hangat dan cair dalam keluarga baik diantara anak dan orang tua maupun diantara suami dan istri itu sendiri. Kelekatan diantara anggota keluarga penting untuk selalu terus dipelihara agar keluarga tumbuh menjadi keluarga yang kokoh dan penuh kasih saying. Orang tua sebaiknya menggunakan berbagai pola asuh, Orang tua diharapkan paham kapan harus masuk dengan cara tegas, kapan harus masuk dengan lebih demokratis dan kapan harus memakai cara assertif. Pola tarik ulur seperti layangan. Memberikan cinta dan kasih sayang dengan porsi yang sesuai. Orang tua memahami bahasa cinta anak ataupun sebaliknya anak pun memahami bahasa cinta orang tua. Sehingga semua anggota keluarga merasa terpenuhi bahasa cintanya.

Alur film yang maju mundur berusaha memberikan penjelasan yang lebih komplit kepada penonton tentang sebab musabab mengapa kejadian di masa sekarang terjadi. Mengapa Aurora mempunyai karakter tertutup, sang sutradara mencoba memundurkan alur ke belakang. Mengapa Ayah Narendra protektip kepada Awan, sang penulis cerita berbalik ke belakang untuk menjelaskan detail cerita. Memang agak bolak balik jadinya, namun penonton mendapat informasi yang lengkap.

Tokoh-tokoh dalam cerita dapat ditampilkan secara baik oleh seluruh pemain yang ada di film ini. Film ini secara keseluruhan bagus dan layak untuk ditonton. Namun tidak untuk anak-anak karena alur cerita yang tidak ringan dan penuh konflik. Ditambah lagi  ada satu scene adegan antara Awan dan Kale yang menurut saya pribadi itu melanggar etika ketimuran.  Hanya itu saja selebihnya sih aman. Mungkin dalam pandangan masyarakat kita sendiri yang cenderung makin permisif untuk melakukan hal-hal seperti itu. Walahualam

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Artikel

  Judul : 3 Hal Yang Perlu Diajarkan Pada Anak Dengan Cara Sederhana Nama Penulis : Indra Mahardika Sumber : https://www.kompasiana.com/indramahardika/628b92fdf1f29865a91a1232/3-hal-yang-perlu-diajarkan-pada-anak-dengan-cara-sederhana?page=all#section2 Tahun terbit :   Mei 2022   Dalam menjalankan biduk rumah tangga pendidikan anak adalah salah satu hal terpenting dan   menjadi fokus perhatian para orang tua yang sudah mempunyai keturunan. Pendidikan anak dalam keluarga adalah kewajiban utama bagi   ayah dan ibu dalam keluarga terutama di masa –masa golden ages. Masalah penanaman karakter dan budi perkerti serta melatih kemandirian anak tidak bisa diwakilkan oleh pengasuh. Sesibuk apapun orang tua mereka harus mempunyai waktu untuk bercengkrama dan waktu khusus dengan anak-anak. Contoh dan suri tauladan adalah pendidikan terbaik dari orang tua kepada anak-anak.   Membaca sebuah artikel dari website kompasiana yang ditulis oleh salah satu kon...

Perjalanan ke Perpusnas

  Sumber foto : Dokumen Pribadi Hari ini saya membersamai anak-anak sekolah tempat saya bekerja mengunjungi Perpustakaan Nasional di Jakarta. Perpustakaan yang kami kunjungi adalah perpustakaan yang terletak di jalan Medan Merdeka Selatan letaknya persis stasiun kereta api Gambir. Kami berangkat dari Sukabumi jam 05.00 sehabis solat subuh dengan 2 mobil hi ace dan 1 mobil minibus. Perjalanan ke Perpusnas ini membawa 31 orang siswa yang tergabung dalam unit kegiatan Duta Literasi dan Eskul Book Club. Sampai di Jakarta jam 08.00 pagi sementara Perpusnas baru buka pada jam 09.00 maka kami pun menunggu sekitar 1 jam. Kami memutuskan mengadakan briefing terlebih dahulu. Dalam briefing dijelaskan beberapa kesepakatan serta tata tertib agar kunjungan berlangsung aman dan lancar. Siswa dibuat dalam beberapa kelompok dengan satu koordinator untuk memudahkan koordinasi. Lantai pertama yang kami tuju adalah lantai 2. Seluruh siswa yang belum mendaftar jadi anggota Perpusnas melakukan pend...

Buku Bajakan : Beberapa Tips Mengenali dan Menghindarinya

  Buku bajakan memang tak bisa dipungkiri sangat banyak beredar di negara kita. Hal ini didukung oleh belum kuatnya penerapan regulasi aturan tentang Undang-Undang Hak Cipta di lapangan. Hal ini dibuktikan pula oleh banyaknya marketplasce yang masih bebas memperjualbelikan buku-buku bajakan di lapak jualan onlinenya. Tere Liye penulis kenamaan di Indonesia sampai menulis satu novel khusus yang berlatar belakang tema pembajakan. Novel tersebut berjudul Selamat tinggal. Novel ini pun sudah saya review di artikel sebelumnya. Sebagai seorang pustakawan, saya menerapkan kebijakan yang tidak bisa ditawar untuk koleksi perpustakaan yang dikelola. Koleksi buku perpustakaan tidak boleh buku bajakan karena perpustakaan harus menghargai hak cipta si penulis buku. Dengan membeli buku original atau asli maka royalti akan masuk ke penulis tersebut. Sebaliknya jika kita membeli buku bajakan maka royalti tidak akan masuk dan menjadi penghasilan penulis. Menulis buku dan ide menulis itu mahal. Me...