Langsung ke konten utama

Hikmah Sebuah Kejadian

 

Tulisan ini masih satu rangkaian dengan cerita sebelumnya. Hanya saja berbeda dalam topik ulasan. Cerita sebelumnya saya menulis tentang pengalaman berkesan dan menyenangkan. Saat ini saya akan sedikit mengulas tentang cerita yang kurang berkenan.  Bercerita tentang pengalaman menggunakan jasa antar via aplikasi ini ada juga pengalaman yang sedikit tidak menyenangkan. Meskipun demikian, saya tidak pernah memberi bintang satu atau melakukan aduan atas semua layanan yang kurang tersebut. Saya hanya berdoa dan berharap mereka sadar dan tidak melakukan perbuatan yang sama di kemudian hari sambil berdoa kepada Allah agar tidak dipertemukan dengan pengendara yang mempunyai sifat seperti itu.  Beberapa pengalaman tidak menyenangkan yang pernah saya dapatkan adalah pengendara jasa antar meminta ongkir kembali di penerima padahal sudah dibayar oleh pengirim dengan saldo yang ada di aplikasi  sehingga ongkir terbayar dua kali. Dalam beberapa kesempatan seringkali saya memberi subsidi ongkir sehingga ongkir tersebut saya pilih tunai dengan cara pembayaran di pengirim setengahnya dan di penerima setengahnya. Namun ternyata pengendara jasa antar meminta secara penuh ongkir di penerima dengan memperlihatkan jika pembayaran dipilih secara tunai. Biasanya kejadian tersebut terjadi karena gawai penerima sedang tidak aktif atau saya tidak mengkonfirmasi kepada konsumen yang menerima barang tentang cara pembayaran. Namun seyogyanya walaupun saya tidak mengkonfirmasi atau gawai penerima sedang tidak aktif seharusnya jika pengantar tersebut jujur dia tidak melakukan hal tersebut diatas.

Dari kejadian ini saya tersadar bahwa secanggih apapun teknologi dalam memberi kemudahan kepada penggunanya tetap saja kendali sepenuhnya ada di pihak pemakai. Jika pemakai dan pengguna teknologi bisa memanfaatkan kehadiran teknologi tersebut dengan baik dan benar serta menjunjung tinggi prinsip kejujuran maka kehadirannya akan benar-benar memberi manfaat yang besar kepada semua pihak yang menggunakannya. Namun jika berlaku sebaliknya atau ada salah satu pihak yang menyalahgunakan kepercayaan maka akan merugikan serta kurang memberikan manfaat secara maksimal.

Hikmah yang bisa saya ambil dari beberapa kejadian tersebut adalah saya tidak pernah melewatkan lagi untuk konfirmasi kepada penerima barang. Konfirmsi ini wajib saya lakukan. Saya harus memberi tahu konsumen penerima barang apakah pembayarannya dibayar dengan saldo di aplikasi atau dibayar tunai di penerima, dibayar tunai di pengirim atau dibayar setengah setengah di pengirim dan setengah penerima. Pastikan informasi tersebut sampai di penerima barang. Agar tidak ada kesalahan dalam menerima informasi. Alhamdulillah hingga saat ini saya tidak pernah mendapatkan pengantar yang tidak amanah lagi. Semua menyenangkan dan memuaskan. Alhamdulillah Allah mengabulkan doa saya. Belajar dari pengalaman untuk keadaan yang lebih baik di masa depan benar-benar menjadi sebuah pelajaran.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Artikel

  Judul : 3 Hal Yang Perlu Diajarkan Pada Anak Dengan Cara Sederhana Nama Penulis : Indra Mahardika Sumber : https://www.kompasiana.com/indramahardika/628b92fdf1f29865a91a1232/3-hal-yang-perlu-diajarkan-pada-anak-dengan-cara-sederhana?page=all#section2 Tahun terbit :   Mei 2022   Dalam menjalankan biduk rumah tangga pendidikan anak adalah salah satu hal terpenting dan   menjadi fokus perhatian para orang tua yang sudah mempunyai keturunan. Pendidikan anak dalam keluarga adalah kewajiban utama bagi   ayah dan ibu dalam keluarga terutama di masa –masa golden ages. Masalah penanaman karakter dan budi perkerti serta melatih kemandirian anak tidak bisa diwakilkan oleh pengasuh. Sesibuk apapun orang tua mereka harus mempunyai waktu untuk bercengkrama dan waktu khusus dengan anak-anak. Contoh dan suri tauladan adalah pendidikan terbaik dari orang tua kepada anak-anak.   Membaca sebuah artikel dari website kompasiana yang ditulis oleh salah satu kon...

Perjalanan ke Perpusnas

  Sumber foto : Dokumen Pribadi Hari ini saya membersamai anak-anak sekolah tempat saya bekerja mengunjungi Perpustakaan Nasional di Jakarta. Perpustakaan yang kami kunjungi adalah perpustakaan yang terletak di jalan Medan Merdeka Selatan letaknya persis stasiun kereta api Gambir. Kami berangkat dari Sukabumi jam 05.00 sehabis solat subuh dengan 2 mobil hi ace dan 1 mobil minibus. Perjalanan ke Perpusnas ini membawa 31 orang siswa yang tergabung dalam unit kegiatan Duta Literasi dan Eskul Book Club. Sampai di Jakarta jam 08.00 pagi sementara Perpusnas baru buka pada jam 09.00 maka kami pun menunggu sekitar 1 jam. Kami memutuskan mengadakan briefing terlebih dahulu. Dalam briefing dijelaskan beberapa kesepakatan serta tata tertib agar kunjungan berlangsung aman dan lancar. Siswa dibuat dalam beberapa kelompok dengan satu koordinator untuk memudahkan koordinasi. Lantai pertama yang kami tuju adalah lantai 2. Seluruh siswa yang belum mendaftar jadi anggota Perpusnas melakukan pend...

Buku Bajakan : Beberapa Tips Mengenali dan Menghindarinya

  Buku bajakan memang tak bisa dipungkiri sangat banyak beredar di negara kita. Hal ini didukung oleh belum kuatnya penerapan regulasi aturan tentang Undang-Undang Hak Cipta di lapangan. Hal ini dibuktikan pula oleh banyaknya marketplasce yang masih bebas memperjualbelikan buku-buku bajakan di lapak jualan onlinenya. Tere Liye penulis kenamaan di Indonesia sampai menulis satu novel khusus yang berlatar belakang tema pembajakan. Novel tersebut berjudul Selamat tinggal. Novel ini pun sudah saya review di artikel sebelumnya. Sebagai seorang pustakawan, saya menerapkan kebijakan yang tidak bisa ditawar untuk koleksi perpustakaan yang dikelola. Koleksi buku perpustakaan tidak boleh buku bajakan karena perpustakaan harus menghargai hak cipta si penulis buku. Dengan membeli buku original atau asli maka royalti akan masuk ke penulis tersebut. Sebaliknya jika kita membeli buku bajakan maka royalti tidak akan masuk dan menjadi penghasilan penulis. Menulis buku dan ide menulis itu mahal. Me...