Langsung ke konten utama

Jejak Langkah Penuh Cinta


Perpustakaan adalah sebuah kata yang tidak bisa dipisahkah dalam hidup saya. Lebih dari separuh umur saya dihabiskan di dunia yang bergelut dengan buku ini. Dunia yang saya jalani dengan sepenuh cinta dan pengabdian. Mengawal sebuah perpustakaan sekolah di tempat saya bekerja dari mulai titik nol hingga sudah berkembang seperti saat ini. Penuh liku dan cerita berkesan, melewati suka dan duka.

Tahun 2017 saya mewakili sekolah  mengikuti lomba Tenaga Perpustakaan Berprestasi yang diselenggarakan oleh Kemendikbud. Lomba tersebut diadakan secara bertahap mulai dari tingkat kabupaten, provinsi hingga ke tingkat nasional. Tingkat kabupaten saya lolos dan bertanding di tingkat provinsi. Lomba terpusat di Bandung tepatnya di sebuah hotel di Lembang dan banyak sekali berkas lomba yang harus saya siapkan. Mulai dari fortofolio, laporan penyelenggaraan perpustakaan, laporan kinerja pengelolaan layanan dan koleksi, laporan produk hasil karya dan tulisan best practice. Semua laporan tersebut terbagi lagi ke dalam banyak sub item yang harus disiapkan. Semua berkas saya bawa ke Lembang untuk di periksa, diseleksi dan di presentasikan di depan dewan juri. Saat itu yang menjadi juri adalah ibu Dr. Ryche Cintia.M.Pd kepala perpustakaan UPI, ibu Dr.Hj.Oom Nurrohman,M.Si dari bapusipda Provinsi Jawa Barat dan Bapak Suherman.S.Sos.M.Si pustakawan ahli dari PDII LIPI. Saat itu saya dan seluruh peserta benar-benar diuji baik dari sisi mental dan kemampuan berpikir serta attitude.

Melewatkan hari demi hari dengan target demi target tugas yang harus dituntaskan. Luar biasa perjuangan yang saya dan teman-teman  lewati saat itu. Bersama teman-teman peserta lomba yang lain kami saling menguatkan untuk mencapai yang terbaik. Setelah seminggu berjuang dalam lomba tibalah saat pengumuman pemenang. Para pemenang akan mewakili Jawa Barat di tingkat nasional. Rasanya saya tidak percaya ketika nama saya disebutkan sebagai juara ke 1 tingkat provinsi dan berhak mewakili Jawa Barat ke tingkat Nasional. Dalam lomba yang diadakan oleh Kemendikbud tersebut selain tenaga pustakawan berprestasi ada juga guru berprestasi, kepala sekolah berprestasi, Tata Usaha berprestasi, laboran berprestasi, teknisi laboran berprestasi dan Pengawas berprestasi. Kami satu tim bersama-sama melangkah ke nasional mewakili Jawa Barat. Saat itu mendapatkan penghargaan berupa hadiah umroh dari pemerintah Jawa Barat dan uang pembinaan sepuluh juta rupiah serta piagam dan sertifikat. Sebuah penghargaan yang luar biasa buat saya.


Bulan Agustus 2017 selama 2 minggu saya mengikuti lomba di tingkat nasional di Jakarta tepatnya di Hotel Milenium. Saya bertemu lagi dengan bu Dr. Ryche Cintia.M.Pd yang menjadi juri lagi di tingkat nasional, ada pula Bapak Chaidir Amir,S.Sos.MA saat itu menjabat kepala perpustakaan Kemendikbud pusat Jakarta dan dua juri lainnya. Selama dua minggu itu pula saya dan teman-teman kembali mengikuti berbagai macam kegiatan dan presentasi serta berbagai macam tes. Pengalaman yang sangat berkesan, disana saya belajar tidak hanya bagaimana untuk menjadi yang terbaik namun juga bagaimana menjaga sikap dan attitude yang baik, bagaimana bersabar dan menjaga kekompakan dengan teman satu tim. Dalam salah satu kegiatan di lomba tingkat pusat tersebut kami seluruh tim peserta lomba dari masing-masing provinsi wajib menampilkan kesenian daerah secara tim. Seluruh peserta harus kompak dalam menampilkan kesenian daerahnya masing-masing.



Pada tanggal 17 Agustus 2017 kami diundang untuk menghadiri upacara kenegaraan 17 Agustus di kantor kemendikbud pusat bersama bapak Menteri Pendidikan saat itu Bapak Muhadjir Effendi. Di akhir perhelatan ajang GTK berprestasi dan berdedikasi tersebut saya sebagai wakil tenaga perpustakaan berprestasi dari Provinsi Jawa Barat berhasil mendapatkan juara 2 tingkat Nasional. Saat itu selain mendapatkan piagam penghargaan juga mendapatkan laptop merk HP dan uang pembinaan senilai 25 juta rupiah. Pengalaman berjuang yang tidak akan saya lupakan seumur hidup. Pengalaman yang memberi saya sebuah pelajaran bahwa hidup adalah perjuangan.

Catatan tambahan :

Link Youtube pengumuman pemenang. Nama saya disebut di menit ke 22: 50

https://www.youtube.com/watch?v=7UuqZusUHs0&t=31s

Link berita lomba GTK berprestasi dan berdedikasi Kemendikbud tahun 2017

https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2017/08/108-guru-dan-tenaga-kependidikan-raih-penghargaan-gtk-berprestasi-dan-berdedikasi

 


Komentar

  1. Masyaallah Mba, saya harus berguru nih kayanya biar bisa semangat berkompetisi. Ikutan bangga pas baca tulisannya. Berkat oprec jadi bisa kenal sama Mba Heni, senang deh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama sama mba dwi..sayapun bahagia bisa kenal sama mba Dwi yang rajin nulis..semoga bisa menyemangati saya juga

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sayur Sop dan Informasi Seputarnya

  https://food.detik.com/sayur/d-5364660/resep-sayur-sop-yang-segar-dan-kaya-nutrisi .Siapa diantara kita yang belum pernah mencicipi sayur sop ? Sepertinya semua pernah mencobanya. Sayur sop ini sangat populer di kalangan masyarakat kita. Apalagi anak-anak, mereka rata-rata menyukai sayur sop. Sop ini berasal dari Bahasa perancis yaitu Soupe yang berarti merendam.   Zaman dulu sop ini terbuat dari roti. Roti yang direndam oleh kuah kaldu. Cara makannya adalah roti dicelupkan pada kuah kental sop. Sop adalah makanan para bangsawan pada saat itu. Seiring perkembangan zaman , saat ini sop hadir sebagai sayur berkuah dan dimakan dengan sendok. Banyak sekali jenis-jenis sop yang ada   dan biasa dikonsumsi oleh masyarakat kebanyakan. Sayur sop hadir dengan berbagai variasi menu bahan sayur dan ikan. Bahan daging dalam sayur sop bermacam-macam. Sop ayam kampung adalah salah satu sop paling enak dan saya sangat menyukainya. Dari namanya saja kita sudah pasti tahu bahawa sop ...

Mengenal Tsundoku

APA SIH TSUNDOKU ITU ? Pernahkah kita mendengar istilah Tsundoku? Istilah ini mungkin bagi sebagian orang masih terdengar asing di telinga. Tsundoku biasa juga disebut sebagai virus Tsundoku. Tsundoku adalah kata yang berasal dari bahasa Jepang. Menurut beberapa sumber yang saya baca istilah tsundoku diartikan sebagai pola kebiasaan membeli atau memiliki beberapa buku namun tidak diikuti dengan kegiatan membaca buku yang sudah dimilikinya tersebut. Bagi orang yang terpapar virus tsundoku ini mereka akan memperoleh kepuasan ketika bisa memiliki buku yang diinginkannya. Ada kesenangan tersendiri ketika melihat buku koleksi pribadinya berjejer panjang di rak buku. Mereka semata-mata hanya puas, senang dan bahagia ketika memiliki koleksi buku yang banyak. Hanya sebatas pada hal tersebut. Tsundoku berasal dari kata Tunde Oku yang artinya membiarkan sesuatu yang metumpuk dan ditulis. Seiring waktu berjalan kata Oku ditambah satu huruf menjadi doku yang artinya membaca. Istilah yang mulai...

Buku Bajakan : Beberapa Tips Mengenali dan Menghindarinya

  Buku bajakan memang tak bisa dipungkiri sangat banyak beredar di negara kita. Hal ini didukung oleh belum kuatnya penerapan regulasi aturan tentang Undang-Undang Hak Cipta di lapangan. Hal ini dibuktikan pula oleh banyaknya marketplasce yang masih bebas memperjualbelikan buku-buku bajakan di lapak jualan onlinenya. Tere Liye penulis kenamaan di Indonesia sampai menulis satu novel khusus yang berlatar belakang tema pembajakan. Novel tersebut berjudul Selamat tinggal. Novel ini pun sudah saya review di artikel sebelumnya. Sebagai seorang pustakawan, saya menerapkan kebijakan yang tidak bisa ditawar untuk koleksi perpustakaan yang dikelola. Koleksi buku perpustakaan tidak boleh buku bajakan karena perpustakaan harus menghargai hak cipta si penulis buku. Dengan membeli buku original atau asli maka royalti akan masuk ke penulis tersebut. Sebaliknya jika kita membeli buku bajakan maka royalti tidak akan masuk dan menjadi penghasilan penulis. Menulis buku dan ide menulis itu mahal. Me...