Salah
satu kenangan yang kuat melekat di ingatan tentang ibu salah satunya adalah sebuah
lukisan kristik di ruang tengah rumah masa kecil saya. Sebuah lukisan yang
dibuat selama 6 bulan oleh ibu disela-sela kesibukannya mengajar dan
mengerjakan tugas rumah tangga serta mengurus anak-anak. Ibu mengerjakan
kristik itu di siang hari sepulang sekolah. Lukisan yang bergambar seorang
perempuan bergaun panjang berwarna hijau dan ungu dengan memakai penutup kepala
warna hijau. Dia memegang jendela bertirai panjang warna merah yang terbuka sambil
melihat pemandangan di sekitarnya berupa rumah-rumah tua dengan atap-atap tinggi. Wanita tersebut berada dalam sebuah ruangan berlantai
kotak kotak dengan warna hitam dan putih. Di sudut ruangan ada meja berwarna
merah bergaris hitam serta jam dinding antik
yang loncengnya berbentuk tali panjang menjuntai ke bawah. Sebuah lukisan perahu di sisi sebelah jam dinding
yang sedikit tertutup jendela terlihat di sisi kiri jam dinding. Di belakang
wanita itu ada kursi kecil berwarna biru. Lukisan berukuran kurang lebih 100 x
120 cm tersebut terlihat indah sekali. Jika saya memandangnya saya langsung
teringat almarhumah ibu saya sedang membuat lukisan kristik tersebut.
Ibu
membuat lukisan tersebut di atas bahan plastik berlubang kecil. Bahan itu
berguna sebagai alas dimana lukisan tersebut akan dibentuk menurut pola gambar
yang sudah dipilih. Lukisan terbentuk dari tusukan demi tusukan benang wol
dengan sebuah jarum tumpul sebagai alat yang digunakan untuk menusukkannya. Ibu
menggunakan sejenis spidol untuk menggambar pola gambar di bahan plastik kristik.
Pamidangan digunakan ketika memulai melakukan sulaman demi sulaman. Pamidangan
adalah sebuah alat yang terbuat dari kayu dan berfungsi untuk menahan plastik bahan
alas kristik agar tidak berubah posisi ketika sedang membuat sulaman. Pamidangan
ini bentuknya bulat. Selain pamidangan ibu juga menyiapkan gunting untuk memotong
benang wol jika sudah selesai digunakan.
Lukisan
kristik tersebut dibuat ibu dengan penuh ketekunan dan kecintaan.Saat ibu
membuat lukisan tersebut saya masih kelas 2 SD, ibu matanya masih bagus dan
tajam untuk melihat detail dalam membuatnya. Ah ibu…terlalu banyak kenangan
darimu yang akan selalu diingat. Walau engkau sudah tidak ada. Walau jasadmu tak
akan pernah bisa lagi kujumpai di alam nyata namun semua peninggalanmu selalu
membuat saya teringat akan dirimu. Termasuk ketika saya memandangi lukisan
kristik itu.
Komentar
Posting Komentar