Langsung ke konten utama

Manajemen Rumah Tangga

Sumber gambar : https://bobo.grid.id/read/082901341/contoh-kegiatan-gotong-royong-di-keluarga-materi-kelas-3-sd-tema-3?page=all

Setiap wanita yang sudah menikah dan berkeluarga pasti pernah melakukan pekerjaan rumah tangga. Walaupun dia sebagai wanita karir yang sebagian besar waktunya habis di kantor untuk urusan pekerjaannya namun  jika sudah pulang ke rumah maka dia akan menanggalkan seluruh jabatan yang melekat di dalam dirinya. Seorang wanita akan kembali kepada fitrahnya sebagai istri dan ibu jika sedang bersama keluarga tercinta. Begitu pun dengan seorang laki-laki yang sudah menikah. Setinggi apapun jabatan di pekerjaannya ketika tiba di rumah dia adalah suami dan ayah bagi istri dan anaknya. Dalam praktek manajemen rumah tangga jika pasangan suami istri memutuskan untuk tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga maka perlu ada beberapa  kesepakatan antara suami dan istri terkait pembagian tugas pekerjaan rumah. Jika anak-anak sudah besar dan tinggal di rumah  dalam arti tidak bersekolah di sekolah boarding maka mereka bisa dilibatkan dalam beberapa pekerjaan rumah. Saling membantu dan bekerja sama adalah kunci utama agar seluruh pekerjaan di rumah beres dan bisa teratasi dengan baik.

Seperti di kehidupan kami, sudah sejak lama tepatnya sejak anak-anak masuk sekolah dasar di rumah tidak lagi menggunakan jasa asisten rumah tangga. Anak-anak sekolah di sekolah full day setiap hari dijemput jam 6 pagi dan pulang jam 5 sore. Sementara saya sebagai istri bekerja di sebuah sekolah dengan jam kerja jam 8 hingga jam 4 sore. Begitupun dengan suami yang bekerja mengelola sebuah lembaga pendidikan mempunyai jam kerja yang kurang lebih sama dengan saya. Kami memutuskan tidak  menggunakan jasa ART sebab  ketika anak-anak pulang saya sudah ada di rumah. Beberapa kesepakatan dalam pembagian tugas di rumah, kami laksanakan dengan penuh tanggung jawab. Semua bekerja dengan porsi yang sudah ditentukan masing-masing. Istri mempunyai tugas memasak, menyetrika, dan membereskan rumah. Sementara suami mencuci baju dan menjemur serta menyapu dan mengepel lantai. Anak-anak bertanggung jawab terhadap kebersihan kamarnya masing-masing. Mereka harus membersihkan wilayah kamarnya sendiri. Dari sejak awal menikah kami berdua tidak pernah membatasi pekerjaan berdasarkan gender. Semua yang bisa dilakukan akan dikerjakan oleh siapapun itu baik oleh istri maupun suami. Dulu saat anak kami masih bayi, suami tak segan mengganti popok bayi saat saya kecapean dan tertidur pulas. Suami tidak segan memasak dan turun ke dapur saat melihat istrinya kerepotan mengurus bayi. Suami sampai saat ini tidak pernah rewel urusan makanan. Apapun makanan yang dimasak istrinya dia akan memakannya.

Ada beberapa resep yang akan saya bagi agar tercipta kerja sama seperti yang sudah kami lakukan selama hampir 20 tahun ini. Mudah-mudahan bisa bermanfaat untuk semua pembaca. Resep tersebut adalah :

1.      Saling mengerti dan memahami satu sama lain

Memahami dan mengerti sifat dan karakter pasangan sangat penting dalam sebuah rumah tangga. Pahami apa kesukaannya , pahami apa yang tidak disukai dari pasangan. Saling memberi dan melengkapi. Apa yang tidak ada dalam dirinya kita lengkapi begitupun sebaliknya. Suami istri adalah 2 orang berbeda latar belakang keluarga, beda pola asuh dan tentu saja beda gen dan sifat sehingga ketika menikah bagaikan menyatukan asam di gunung dan garam di laut. Sangat berbeda antara satu dan lainnya. Jika tidak berusaha untuk mengenal dan memahami pasangan masing-masing maka kapal yang berlayar membawa kita ke lautan lepas tidak akan kuat dihantam gelombang dan ombak besar yang menerjang dalam lautan rumah tangga.

2.      Membuang ego dan bertahan demi kepentingan pribadi

Pantang hukumnya dalam sebuah rumah tangga suami istri saling bertahan dalam pendapatnya masing-masing dan saling keras kepala. Dalam sebuah keluarga harus saling legowo, menerima pendapat dan saran serta kritik yang datang dari pasangan. Memahami bahwa ada saatnya pendapat istri yang lebih bisa diterima tapi juga ada saatnya di waktu yang lain pendapat suami yang lebih bisa masuk dalam kondisi dan situasi yang lain. Masalahnya bukan siapa yang benar dan siapa yang salah,, namun mana yang lebih tepat untuk diterima dengan kondisi yang terjadi pada saat tersebut. Sampaikan pendapat dengan baik dan lemah lembut penuh kasih saying. Ciptakan suasana cair dan hangat ketika berdiskusi. Libatkan anak-anak jika mereka bisa masuk di dalamnya.

3.      Memaafkan kesalahan pasangan dan jangan malu meminta maaf

Tidak ada manusia yang tidak pernah berbuat salah. Manusia adalah tempatnya berbuat salah dan benar. Ketika pasangan kita melakukan kesalahan maafkanlah kesalahannya. Berbesar hati menerima permintaan maafnya. Begitupun sebaliknya jika kita yang melakukan kesalahan jangan segan dan malu untuk meminta maaf. Tidak menunda penyelesaian masalah adalah kunci agar sebuah masalah segera dapat terselesaikan dengan baik. Sampaikan apapun yang dirasa tidak berkenan dengan cara yang baik. Namun, jangan lupa setelah episode saling memaafkan lakukan evaluasi diri dan buatlah kesepakatan agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali

4    Bersabar dengan kekurangan pasangan

Tidak ada manusia yang sempurna. Sebaik baik manusia pasti mempunyai kekurangan. Hal ini berlaku pula pada diri suami istri. Masing-masing harus menyadarinya. Sehingga tidak menuntut kesempurnaan, namun yang ada adalah saling melengkapi kekurangan masing-masing serta saling menguatkan kelebihan yang dimiliki. Bukankah istri itu pakaian bagi suami dan suami adalah pakaian bagi istri ? Sungguh indah perumpamaan tersebut.

5.      Kompak dan saling membantu satu sama lain

Pasangan suami istri harus saling membantu satu sama lain dan kompak dalam mengerjalkan tugas rumah tangga, Begitupun dalam masalah mendidik anak-anak, suami istri harus saling mendukung satu sama lain. Mendidik dan membesarkan anak adalah tugas utama pasangan suami istri. Pekerjaan rumah tangga mungkin bisa di pegang oleh asisten rumah tangga namun mendidik dan membangun kedekatan dengan anak-anak tidak bisa diwakilkan kepada seorang asisten.

Demikian lima tips dalam manajemen rumah tangga. Semoga bisa memberi manfaat untuk semua pembaca.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Artikel

  Judul : 3 Hal Yang Perlu Diajarkan Pada Anak Dengan Cara Sederhana Nama Penulis : Indra Mahardika Sumber : https://www.kompasiana.com/indramahardika/628b92fdf1f29865a91a1232/3-hal-yang-perlu-diajarkan-pada-anak-dengan-cara-sederhana?page=all#section2 Tahun terbit :   Mei 2022   Dalam menjalankan biduk rumah tangga pendidikan anak adalah salah satu hal terpenting dan   menjadi fokus perhatian para orang tua yang sudah mempunyai keturunan. Pendidikan anak dalam keluarga adalah kewajiban utama bagi   ayah dan ibu dalam keluarga terutama di masa –masa golden ages. Masalah penanaman karakter dan budi perkerti serta melatih kemandirian anak tidak bisa diwakilkan oleh pengasuh. Sesibuk apapun orang tua mereka harus mempunyai waktu untuk bercengkrama dan waktu khusus dengan anak-anak. Contoh dan suri tauladan adalah pendidikan terbaik dari orang tua kepada anak-anak.   Membaca sebuah artikel dari website kompasiana yang ditulis oleh salah satu kon...

Perjalanan ke Perpusnas

  Sumber foto : Dokumen Pribadi Hari ini saya membersamai anak-anak sekolah tempat saya bekerja mengunjungi Perpustakaan Nasional di Jakarta. Perpustakaan yang kami kunjungi adalah perpustakaan yang terletak di jalan Medan Merdeka Selatan letaknya persis stasiun kereta api Gambir. Kami berangkat dari Sukabumi jam 05.00 sehabis solat subuh dengan 2 mobil hi ace dan 1 mobil minibus. Perjalanan ke Perpusnas ini membawa 31 orang siswa yang tergabung dalam unit kegiatan Duta Literasi dan Eskul Book Club. Sampai di Jakarta jam 08.00 pagi sementara Perpusnas baru buka pada jam 09.00 maka kami pun menunggu sekitar 1 jam. Kami memutuskan mengadakan briefing terlebih dahulu. Dalam briefing dijelaskan beberapa kesepakatan serta tata tertib agar kunjungan berlangsung aman dan lancar. Siswa dibuat dalam beberapa kelompok dengan satu koordinator untuk memudahkan koordinasi. Lantai pertama yang kami tuju adalah lantai 2. Seluruh siswa yang belum mendaftar jadi anggota Perpusnas melakukan pend...

Buku Bajakan : Beberapa Tips Mengenali dan Menghindarinya

  Buku bajakan memang tak bisa dipungkiri sangat banyak beredar di negara kita. Hal ini didukung oleh belum kuatnya penerapan regulasi aturan tentang Undang-Undang Hak Cipta di lapangan. Hal ini dibuktikan pula oleh banyaknya marketplasce yang masih bebas memperjualbelikan buku-buku bajakan di lapak jualan onlinenya. Tere Liye penulis kenamaan di Indonesia sampai menulis satu novel khusus yang berlatar belakang tema pembajakan. Novel tersebut berjudul Selamat tinggal. Novel ini pun sudah saya review di artikel sebelumnya. Sebagai seorang pustakawan, saya menerapkan kebijakan yang tidak bisa ditawar untuk koleksi perpustakaan yang dikelola. Koleksi buku perpustakaan tidak boleh buku bajakan karena perpustakaan harus menghargai hak cipta si penulis buku. Dengan membeli buku original atau asli maka royalti akan masuk ke penulis tersebut. Sebaliknya jika kita membeli buku bajakan maka royalti tidak akan masuk dan menjadi penghasilan penulis. Menulis buku dan ide menulis itu mahal. Me...