Langsung ke konten utama

Iduladha 1443 Hijriah

 

Tahun 1443 Hijriah ini umat muslim kembali merayakan Iduladha. Namun khusus tahun ini saya baru pertama kali dalam sejarah merasakan Iduladha yang berbeda dari biasanya. Mengapa berbeda? Karena biasanya sehari setelah wukuf di Arafah besoknya langsung masyarakat di Indonesia merayakan Iduladha. Perayaan Iduladha tidak pernah ada perbedaan waktu hampir di seluruh wilayah Indonesia dan berbagai organisasi islam menetapkan Iduladha dengan waktu yang sama. Tahun 1443 Hijriah ini wukuf di Arafah 9 Dzulhijah jatuh pada hari jumat tanggal 8 Juli di Indonesia. Wukuf adalah bermalam di Padang Arafah dan merupakan puncak dari pelaksanaan ibadah haji. Besoknya adalah pelaksanaan  Iduladha. Maka Iduladha dilaksanakan oleh seluruh jamaah haji di mekkah pada hari Sabtu 10 Dzulhijah atau 9 Juli 2022.

Sementara itu, pemerintah menetapkan Iduladha secara resmi di Indonesia adalah tanggal 10 Juli 2022 pada hari Minggu. Disinilah beberapa perbedaan terjadi. Muhammadiyah melaksanakan Iduladha pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022 bersamaan dengan pelaksanaan Iduladha di Arab Saudi. Di Sukabumi sendiri pelaksanaan shalat Iduladha dipusatkan di beberapa tempat yaitu di Universitas Muhammadiyah (UMMI) Sukabumi dan Perguruan Aisyiyah Sukabumi. Masyarakat yang melaksanakan salat Iduladha pada hari Sabtu ini jumlahnya tidak sedikit . Di UMMI sendiri sekitar 3.400 jamaah hadir.

Mengenai pelaksanaan puasa arafah pun ada beberapa perbedaan. Ada yang memilih puasa arafah pada hari jumat saja karena beranggapan bahwa hari sabtu adalah hari Iduladha karena hari Jumat sudah dilaksanakan wukuf di Arafah. Disamping itu  ada pula yang puasa arafah selama 2 hari yaitu pada hari Jumat dan Sabtu. Seperti dilansir dari akun Instagram @mabduhtuasikal bahwa hari Jum’at 8 Juli 2022 adalah puasa awal Dzulhijah , pas dengan wukuf di Arafah dan Puasa tanggal 9 Juli adalah puasa arafah sesuai dengan 9 Dzulhijah di Indonesia karena pemerintah menetapkan hari raya iduladha pada hari Minggu tanggal 10 Juli 2022.

Hari ini, sebagian besar masyarakat Indonesia merayakan Iduladha dan memotong hewan qurban hingga 3 hari ke depan atau yang kita sebut dengan hari tasrik. Saya pun merayakan hari Iduladha pada hari Minggu dan ikut salat bersama masyarakat yang lain, meski pun saya sendiri melakukan puasa arafah pada hari Jumat. Karena memang di tempat saya tidak ada yang melaksanakan salat Iduladha di hari Sabtu.

Terlepas dari semua perbedaan tersebut, silaturahmi adalah sesuatu yang wajib dijaga. Janganlah karena beberapa perbedaan tersebut menjadi sebab untuk berdebat sehingga menyebabkan perpecahan. Apapun pilihan yang diambil oleh masing-masing individu wajib dihormati.  Saling menghormati dan menghargai dengan berbagai perbedaan yang ada adalah sebuah keniscayaan. Selamat Iduladha 1443 Hijriah semoga kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah nabi Ibrahim Alaihi Salam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Buku Bajakan : Beberapa Tips Mengenali dan Menghindarinya

  Buku bajakan memang tak bisa dipungkiri sangat banyak beredar di negara kita. Hal ini didukung oleh belum kuatnya penerapan regulasi aturan tentang Undang-Undang Hak Cipta di lapangan. Hal ini dibuktikan pula oleh banyaknya marketplasce yang masih bebas memperjualbelikan buku-buku bajakan di lapak jualan onlinenya. Tere Liye penulis kenamaan di Indonesia sampai menulis satu novel khusus yang berlatar belakang tema pembajakan. Novel tersebut berjudul Selamat tinggal. Novel ini pun sudah saya review di artikel sebelumnya. Sebagai seorang pustakawan, saya menerapkan kebijakan yang tidak bisa ditawar untuk koleksi perpustakaan yang dikelola. Koleksi buku perpustakaan tidak boleh buku bajakan karena perpustakaan harus menghargai hak cipta si penulis buku. Dengan membeli buku original atau asli maka royalti akan masuk ke penulis tersebut. Sebaliknya jika kita membeli buku bajakan maka royalti tidak akan masuk dan menjadi penghasilan penulis. Menulis buku dan ide menulis itu mahal. Me...

Resensi Film Lovely Man

  Nasihat Ayah Pada Anaknya Jangan berlari dari hujan , namun bermainlah bersamanya. Kalimat di atas adalah cuplikan kalimat yang diucapkan oleh ayah Syaiful kepada anaknya Cahaya. Kalimat yang bermakna dalam. Ayah mengajarkan kepada anaknya agar tidak lari dari masalah , mengajarkan sang anak untuk menghadapi masalah yang ada di dalam kehidupannya. Saya melihat film ini di Netflix semalam. Filmnya pendek hanya berdurasi 1 jam 12 menit. Diperankan oleh Donny Damara yang berperan sebagai ayah dan Raihaanun sebagai anak. Film yang disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja ini dibuat tahun 2012 dan diproduksi oleh Karuna Pictures. Film yang membuat   Donny Damara menjadi Aktor Pria Terbaik di ajang Citra Awards 2012 ini berkisah tentang pertemuan  ayah dan anak dimana ayahnya adalah  seorang transgender dan bekerja sebagai seorang PSK . Sang anak tidak pernah menyangka sama sekali jika ayah nya adalah seorang yang berperilaku seperti itu. Alur film yang maju , cerita...

Jalan Hidup Tak Pernah Ada Yang Tahu

  Jalan hidup tak pernah ada yang tahu. Tak pernah terlintas sedikitpun aku akan menetap di kota ini. Kota yang kecil namun ramai dan menjadi perlintasan utama Jakarta Sukabumi. Jalan hidup tak pernah ada yang tahu jika sebuah iklan lowongan kerja sebagai pustakawan di sebuah sekolah berasrama akan membawaku ke sebuah perjalanan menemui separuh jiwaku. Jalan hidup tak pernah ada yang tahu ternyata sosok ibu baik hati itu sudah mengantarkanku pada sebuah jalan aku bisa bertemu denganmu. Merajut hidup dalam cinta bersamamu. Jalan hidup tak pernah ada yang tahu siapa sangka aku tak pernah lagi pergi kemana mana dan selalu setia menetap disini. Di tempat kelahiranmu dan menemanimu dua dekade lebih. Jalan hidup tak pernah ada yang tahu jika ternyata dari pertemuan singkat yang tak lebih dari dua bulan itu telah menghadirkan selaksa cinta yang selalu bersemayam abadi di hati. Jalan hidup tak pernah ada yang tahu ternyata kamu adalah yang selalu akan ada disisi menemaniku dalam suka dan d...